Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KETUA MPR: Puan, Pramono atau Tjahjo?

BISNIS.COM, JAKARTA—Sejumlah nama dari kalangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjungan (PDIP) mulai muncul sebagai calon pengganti Ketua MPR Taufiq Kiemas yang meninggal di Singapura Sabtu lalu.

BISNIS.COM, JAKARTA—Sejumlah nama dari kalangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjungan (PDIP) mulai muncul sebagai calon pengganti Ketua MPR Taufiq Kiemas yang meninggal di Singapura Sabtu lalu.

Wakil Ketua Fraksi PDI-P, Tubagus Hasanuddin mengusulkan agar posisi Ketua MPR yang lowong tersebut diisi oleh Ketua Fraksi PDIP DPR, Puan Maharani. Meski tidak memberi alasan kuat, namun Tubagus menilai Puan pantas menggantikan almarhum ayahanya.

Adapun  nama lainnya adalah Wakil Ketua DPR Pramono Anung berdasarkan urutan struktur kepemimpinan di partai, ujarnya.

“Ada dua kader PDIP yang layak menggantikan Taufiq. Kalau diurut struktur, ya Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani sajalah,’’ tegasnya kepada wartawan di DPR, Senin (10/6/2013).

Tubagus memastikan PDIP akan mengusulkan kader terbaiknya untuk menduduki posisi Ketua MPR tersebut meski nama-nama tersebut masih digodok oleh Ketua Umum Megawati Sukarnoputri.

Sementara itu, mantan Wakil Sekjen Golkar, Muchyar Yara mengatakan, satu-satunya tokoh PDI-P yang paling pas jadi pengganti Taufiq Kiemas adalah Tjahjo Kumolo. Menurutnya Tjahjo yang kini menjabat sebagai Sekjen PDI-P dapat diterima oleh semua golongan.

“Banyak pihak mengharapkan Bung Tjahjo Kumolo bisa meneruskan perjuangan yang telah dirintis oleh Bang Taufiq Kiemas selaku Ketua MPR. Jadi, pengganti TK (Taufiq Kiemas adalah TK yakni Tjahjo Kumolo,” katanya.

Wakil Ketua MPR, Hadjriyanto Y. Thohari mengaku Taufiq Kiemas pernah membahas tentang tatacara pemilihan Ketua MPR sebelum dia meninggal dunia. Menurutnya, Taufiq berpesan, sebaiknya Ketua MPR tidak dipilih melalui voting, tetapi melalui konsensus. Alasannya, karena jabatan tersebut dimensi politiknya berbeda dengan DPR yang sarat dengan politik.

“Itulah pesan yang beliau pesankan kepada saya. Ketua MPR itu idealnya tidak dipilih lewat voting, tapi dilakukan melalui konsensus. Karena Ketua MPR itu dimensi politiknya beda dengan DPR yang sarat dengan politik,” kata Hadjriyanto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper