Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILU MALAYSIA: Anwar Ibrahim Klaim Hanya Kecurangan Kalahkan Oposisi

BISNIS.COM, PEMATANG PAUH--Tokoh Opisisi Malaysia Anwar Ibrahim mengklaim  hanya kecurangan yang dapat menghentikan langkah kelompoknya dalam upaya mengukir sejarah lewat kemenangan dalam Pilihan Raya Umum (PRU), menyusul kampanye jor-joran pesaing

BISNIS.COM, PEMATANG PAUH--Tokoh Opisisi Malaysia Anwar Ibrahim mengklaim  hanya kecurangan yang dapat menghentikan langkah kelompoknya dalam upaya mengukir sejarah lewat kemenangan dalam Pilihan Raya Umum (PRU), menyusul kampanye jor-joran pesaing mereka pada Sabtu (4/5) malam.

PRU  hari ini (5/5) merupakan kali pertama dalam sejarah 56 tahun kemerdekaan negara tersebut dengan situasi pemerintah petahana Malaysia diprediksikan akan kalah.

Ketidakpastian tersebut menyebabkan kampanye-kampanye penuh kegetiran saat Perdana Menteri Najib Razak memperingatkan kemungkinan adanya kekacauan dan konflik etnis di bawah kepemimpinan pihak oposisi saat ini, yang dibalas dengan sejumlah tuduhan kecurangan dalam PRU oleh pemerintah.

Anwar bersiap menghadapi tantangan destabilisasi terhadap hasil PRU, dengan menuduh rezim Barisan Nasional (Barnas) melakukan kecurangan untuk mengganjal apa yang ia sebut sebagai "revolusi demokratis".

"Kami telah menyerukan kepada para pendukung supaya tetap tenang, tidak terprovokasi, tidak menyalahi hukum dan bersama-sama menyokong proses berjalan," kata Anwar kepada AFP dalam sebuah wawancara di rumahnya di wilayah Penang.

Ia menambahkan: "Kecuali terjadi kecurangan besar-besaran besok --yang akan menjadi mimpi buruk kami-- kami akan menang." Baik Anwar maupun Najib siap bertolak dari daerah pemilihan mereka, tempat keduanya menunaikan hak suara pada Minggu (5/5) pagi.

Kubu Najib Barnas yang didominasi etnis Melayu telah menggenggam erat kekuasaan di negeri multirasial tersebut selama beberapa dekade, mengendalikannya dari balik panggung menuju kesuksesan ekonomi dan mencapai salah satu titik standar kehidupan tertinggi di Asia.

Seiring dengan membuncahnya kemarahan atas praktik korupsi, kebijakan-kebijakan kontroversial yang mengutamakan ras Melayu dan taktik-taktik otoriter, cengkeraman Barnas mulai melemah.

Najib, yang mengambil alih dari pendahulunya pada 2009 dalam sebuah capaian terburuk Barnas sepanjang sejarah, berusa mengambil hati para pemilih lewat "mandat tegas" supaya ia bisa mengimplementasikan janji-janji reformasinya. (Antara)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper