BISNIS.COM, DANDONG--Satu penyeberangan perbatasan utama antara Korea Utara dan China telah ditutup bagi kelompok-kelompok wisatawan, kata seorang pejabat China Rabu saat ketegangan nuklir makin meningkat, tetapi perjalanan bisnis diizinkan berlanjut.
Seorang pejabat di Kantor Perbatasan Dandong, yang menolak menyebutkan namanya, mengatakan kepada AFP: "Agen-agen perjalanan tidak diperbolehkan untuk membawa kelompok-kelompok wisatawan pergi ke sana, sejak pemerintah Korea Utara meminta orang asing untuk meninggalkan negara itu.
"Sejauh yang saya tahu, orang-orang bisnis dapat masuk dan meninggalkan Korea Utara dengan bebas." katanya.
Pada Selasa Korea Utara mengatakan bahwa semenanjung Korea sedang mengarah kepada perang "termo-nuklir" dan menyarankan para warga asing untuk meninggalkan Korea Selatan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan situasi "yang tidak terkendali".
Imbauan Selasa itu muncul setelah imbauan serupa pekan lalu disampaikan kepada kedutaan-kedutaan asing di Pyongyang --agar mereka mengungsi paling lambat pada 10 April karena perang mungkin akan terjadi.
Situasi di Semenanjung Korea sudah mendekati perang termo-nuklir, kata Komite Perdamaian Asia-Pasifik dalam pernyataan yang dimuat oleh kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa mereka tidak menginginkan warga asing "jatuh menjadi korban" dan karena itu meminta semua lembaga, perusahaan dan wisatawan asing untuk "mengambil langkah mencari perlindungan dan mengungsi".
Komite menyalahkan resiko perang yang meningkat kepada "Amerika Serikat si penghasut perang" dan "bonekanya" Korea Selatan yang berniat melakukan penyerangan.(msb)