Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SDM ASEAN: Awas, Pasok Tenaga Terampil Minim Saat AEC 2015 Diberlakukan

BISNIS.COM,BANGKOK -- Meningkatnya arus perdagangan, bisnis dan jasa menjelang diterapkannya Komunitas Ekonomi Asean (Asean Economic Community / AEC) pada 2015 akan membawa perubahan bagi setiap negara anggota.

BISNIS.COM,BANGKOK -- Meningkatnya arus perdagangan, bisnis dan jasa menjelang diterapkannya Komunitas Ekonomi Asean (Asean Economic Community / AEC) pada 2015 akan membawa perubahan bagi setiap negara anggota.

Perubahan ini tentunya akan menyebabkan peningkatan mobilisasi tenaga kerja antarnegara dan berdampak pada sumber daya manusia maupun bisnis skala kecil dan besar di kawasan ini.

"Kami memprediksi akan terjadi kekurangan tenaga kerja terampil ketika AEC mulai diberlakukan," ujar Tanawong Areerchakul, Vice President – Corporate Administration SCG Group, dalam siaran pers, Kamis (14/3).

Dia mengungkapkan itu dalam acara Asean Business Forum 2013 di Bangkok, Thailand, belum lama ini. 

Namun, sambungnya, SCG telah bersiap-siap menghadap isu ini sejak 2007 dengan berpedoman pada visi perusahaan, yaitu Go Regional.  Itu lah saat di mana perusahaannya mulai bertransformasi menjadi perusahaan regional dengan melebarkan bisnisnya di Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Tanawong dan dua eksekutif papan atas dari IBM ASEAN serta Conference Board menyarankan agar para pelaku bisnis bersiap-siap menghadapi tantangan dan meraih kesempatan selama periode penerapan AEC.
 
Dia menjelaskan persiapan menghadapi perubahan tidak mudah. SCG  memperoleh banyak tenaga kerja terampil dari setiap akuisisi yang kami lakukan.

"Itu merupakan tugas kami untuk mengembangkan bakat-bakat tersebut dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk tumbuh bersama dengan perusahaan. Kami percaya terhadap nilai dari setiap individu, karena itu salah satu nilai pokok dari SCG”, tambahnya.

Dia menjelaskan dahulu hanya sedikit pegawai SCG yang dengan suka rela mau ditugaskan untuk berkantor di luar negeri. Namun saat ini terdapat kurang lebih 250 pegawai yang dikirim untuk bekerja di luar negeri setiap tahun.

“Semakin banyak pegawai lokal yang berkenan meninggalkan zona nyaman mereka, tentunya diimbangi dengan tawaran gaji dan tunjangan menarik dari kami ”,  ujar Tanawong.

Dia mengungkapkan SCG sudah sangat dikenal di Thailand, tetapi belum begitu dikenal di luar negeri. Oleh karena itu, pada perayaan ulang tahunnya yang ke-100, SCG dan karyawannya harus unjuk gigi dengan brand regionalnya agar mendapatkan pengakuan dari negara lain.

"Untuk mencapai tujuan ini kami harus menyesuaikan gaya manajemen dan mengembangkan landasan bagi pengembangan edukasi karyawan kami.  Bukan hanya untuk karyawan kami yang berasal dari Thailand, tapi juga karyawan-karyawan lainnya dari wilayah Asean.”
 
Saat ini, SCG menjadi semakin beragam dengan adanya lebih banyak karyawan dari berbagai negara. Puluhan ribu karyawan, termasuk 10.000 karyawan nonThailand, bekerja di Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina.

Pada tahun lalu SCG mengakuisisi satu lagi perusahaan di Vietnam yang tentunya menambah keberagaman dalam keluarga SCG.

“Kami harus memahami karyawan kami menurut negaranya dan menangani mereka dengan hati-hati, mengingat terdapat perbedaan budaya di setiap negara. Vietnam, misalnya, memiliki tingkat pergantian karyawan yang cukup tinggi sedangkan  Filipina lebih fokus pada pekerjaan yang menyenangkan dan kekeluargaan”, katanya.

Tanawong menyadari bahwa karyawan generasi Y akan tumbuh hingga 53% pada 2015, atau meningkat 35%  dibandingkan dengan 2010.

Namun, menurutnya, rahasianya adalah bagaimana mengembangkan gaya manajemen yang sesuai dan memahami sifat generasi muda. Pelatihan dan pembinaan serta menyiapkan pemimpin masa depan sangat penting bagi alih pengetahuan dan pengalaman dari generasi yang lebih tua ke generasi muda, selain ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah.

“Gen Y sering dianggap sebagai generasi yang pandai melakukan banyak hal sekaligus, hiperaktif dan mengharapkan terpenuhinya kepuasan seketika. Namun kita tetap harus menangani mereka dengan hati-hati menimbang bahwa kita tidak hanya memiliki karyawan gen Y tapi juga karyawan gen X dalam SCG,” imbuhnya.

Tanawong menjelaskan menjelang pemberlakuan AEC sektor swasta mencari lulusan dengan pola pikir, pengetahuan dan kemampuan bahasa internasional. “Setiap tahun, SCG mempekerjakan hampir 800 lulusan baru. Pembinaan tenaga kerja terampil akan sangat terbantu seandainya universitas dapat memperlengkapi generasi muda dengan kualitas-kualitas tersebut.” (Foto:betterphils)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Others
Sumber : bambang supriyanto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper