BISNIS.COM, WONOGIRI -- Sedikitnya 80 ekor ayam kampung di Desa Ngaglik, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, mati mendadak secara berturut-turut sejak Sabtu (9/3/2013). Kematian ayam tersebut dipastikan karena virus avian influenza (AI) atau flu burung.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono Retno, mengatakan kejadian kematian unggas jenis ayam kampung di RT 002/RW 002 Dusun Bendo, Desa Ngaglik, Bulukerto itu terjadi sejak Sabtu. Secara berturut-turut ayam mati mendadak terus bertambah sehingga sampai Selasa (12/3), total kematian mencapai 80 ekor.
"Yang mati 80 ekor dari total populasi 100 ekor. Sampai tadi pagi [Rabu (13/3/2013)], 20 ekor sisanya masih hidup dan sehat," beber Rully, saat dijumpai wartawan di sela-sela menghadiri panen raya lele di Dusun Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Rabu (13/3/2013).
Dia menambahkan petugas kecamatan Disnakperla telah mengambil dua sampel dan berdasarkan hasil rapid test, dua sampel tersebut dinyatakan positif flu burung.
Merujuk pada hasil itu, Rully mengungkapkan pihaknya telah melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi kandang milik peternak berinisial H tersebut.
Di samping penyemprotan, dia mengatakan peternak juga telah diminta mengarantina setiap ada unggas yang menunjukkan gejala sakit seperti flu burung.
"Saran kami, peternak harus menjaga sanitasi kandang. Kalau ada pohon yang rimbun harus dipangkas. Penyemprotan dengan disinfektan juga harus terus dilakukan," tegas dia.
Mengenai kemungkinan memberikan vaksi AI kepada unggas lain yang masih sehat serta unggas di sekitar kandang milik H itu, Rully mengatakan untuk saat ini vaksinasi belum dilakukan.
Dia mengungkapkan selain lantaran vaksin dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah belum didrop, keberadaan vaksin dinilainya belum dibutuhkan. Rully menilai penanganan kasus flu burung di Bulukerto bisa diatasi dengan disinfektan.
Sementara itu, seekor ayam jago diduga menjadi pemicu matinya 80 ekor ayam kampung di usaha peternakan milik peternak berinisial H, di Dusun Bendo, Desa Ngaglik, Kecamatan Bulukerto,
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Surip Surono, mengatakan berdasarkan informasi dari petugas lapangan, ayam jago tersebut sebelumnya tidak pernah dikeluarkan. Namun, pada Jumat (8/3) ayam tersebut dikeluarkan. Begitu kembali ayam jago tersebut sudah dalam kondisi sakit.
"Diduga ayam inilah yang menularkan sakit ke ayam lain. Mungkin tertular flu burung di luar kandang," ungkap Surip, Rabu (13/3).
Selain itu, kondisi kandang yang lembap juga diakui menyebabkan virus tersebut mudah menular. Di bagian atas kandang terdapat jaring-jaring bekas digunakan untuk rumah tanaman bunga.
Sekretaris Desa Ngaglik, Supriyatno, membenarkan kondisi kandang cukup rimbun. "Iya cukup rimbun, ada banyak pepohonan di dekat kandang," ungkap dia.
Sementara itu berdasarkan data Disnakperla Wonogiri, sepanjang 2012 hingga Maret 2013 sedikitnya 266 ekor ayam kampung mati karena flu burung. Jumlah tersebut tersebar di enam desa di lima kecamatan, yakni Desa Jaten dan Jendi (Kecamatan Selogiri), Desa Sukomangu (Purwantoro), Desa Tunggur (Slogohimo), Desa Purwoharjo (Karangtengah) dan yang terbaru, Desa Ngaglik (Bulukerto). (Solopos/Tika Sekar Arum/dot)