BISNIS.COM, BAGHDAD-Al-Qaeda mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan sebanyak 48 tentara dan pegawai negeri di Irak pada minggu lalu. Jaringan militan tersebut juga mengatakan kehadirannya membuktikan adanya kolusi di antara pemerintahan pimpinan Syiah di Baghdad dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pada pekan lalu, pria bersenjata tak dikenal menyerang konvoi Suriah yang melarikan diri lewat perbatasan Suriah dari pemberontak Suriah ketika sedang dikawal pulang melalui provinsi barat Anbar, jantung negeri Muslim Sunni Irak.
"Datasemen Militer berhasil memusnahkan seluruh kolom pasukan Safawi," kata sayap Al Qaeda, Negeri Islam Irak, lewat pernyataan yang diposting secara online, Senin (11/03/2013). Hal ini mengacu pada dinasti yang memerintah Syiah Iran dari abad ke-16 hingga ke-18. Teheran adalah sekutu terdekat Assad.
"Singa-singa gurun dan orang-orang yang dipercayai dengan misi yang sulit melakukan penyerangan menuju perbatasan," ujarnya.
Jaringan kelompok tersebut mengatakan kehadiran masyarakat Suriah di Irak menunjukkan pemerintahan Baghdad memiliki kerja sama yang kokoh dengan Assad. Keyakinan Pemimpin Suriah Alawite merupakan cabang dari Islam Syi'ah.
Perang sipil di Suriah terutama pemberontak Sunni yang berjuang untuk menggulingkan Assad, kini tengah mengalami ketegangan dalam konflik sektarian Irak antara Sunni, Syiah dan etnis Kurdi.
Sejak Desember, puluhan ribu pemrotes Sunni menggelar demokrasi, khususnya di provinsi Anbar, dengan melampiaskan frustrasi yang telah dibangun sejak invasi AS pada 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein dan menguasakan kepada mayoritas Syi'ah.
Kelompok Islamis Sunni lainnya menentang Perdana Menteri Syiah Irak Nuri al-Maliki, yang memiliki hubungan dekat dengan Iran. Irak mengatakan tidak ambil bagian dalam konflik Suriah.(Reuters)