Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Survei Pilpres: Jokowi Teratas Tapi Belum Aman, Ini Penyebabnya

Hasil Survei Pilpres: Jokowi Teratas Tapi Belum Aman
Presiden Joko Widodo (tengah) menerima rombongan perwakilan ulama dari Provinsi Jawa Barat, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Amanda Kusumawardhani
Presiden Joko Widodo (tengah) menerima rombongan perwakilan ulama dari Provinsi Jawa Barat, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Survei yang dilakukan Media Survei Nasional pada 24 Maret hingga 6 April 2018 menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden, Joko Widodo atau Jokowimasih tertinggi dibandingkan dengan yang lain.

"Pada periode itu, elektabilitas calon presiden tertinggi masih ditempati oleh Pak Jokowi dengan 36,2 persen," kata Direktur Riset Median Sudarto selepas merilis hasil survei elektabilitas kandidat di daerah Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 16 April 2018.

Prabowo Subianto berada di urutan kedua dengan 20,4 persen dan Gatot Nurmantyo di posisi ketiga dengan elektabilitas 7 persen. Selanjutnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meraup 4,3 persen dan Anies Baswedan 2 persen.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menempati posisi keenam dengan 1,9 persen. Selanjutnya, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 1,8 persen, bekas Presiden PKS Anis Matta 1,7 persen, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo 1,6 persen, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi 1,5 persen.

Meski Jokowi masih menempati posisi tertinggi, Sudarto menuturkan posisi sang inkumben belum aman. Ada 63,8 persen publik belum mau memilih Jokowi sebagai presiden dalam Pilpres mendatang. Namun jumlah suara itu masih tersebar ke beberapa tokoh.

Selain itu, sebanyak 46,37 persen responden juga menginginkan Jokowi diganti dengan tokoh lain pada periode mendatang. Sudarto mengatakan hasil survei ini menjadi peringatan bagi Jokowi. "Warning kuning kemerahan untuk Jokowi, karena ada sedikit lebih banyak orang yang ingin Jokowidiganti," dia menjelaskan.

Sudarto menambahkan, survei yang dilakukan lembaganya itu belum memperhitungkan deklarasi Prabowo Subianto sebagai Capres pada 11 April 2018. "Artinya, efek deklarasi Pak Prabowo itu belum teramati di survei kami," kata dia. "Umumnya, elektabilitasnya akan naik karena sudah memastikan diri, sehingga orang-orang yang tadinya gamang menjadi yakin," ujarnya.

Median melakukan survei dengan sampel 1.200 responden warga yang memiliki hak pilih. Survei tersebut memiliki margin of errorsebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling serta proporsional atas populasi di provinsi dan gender. Adapun kontrol kualitas dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper