Kabar24.com, JAKARTA - Sehari-hari, Jasriadi, warga Pekanbaru, Riau, itu berprofesi sebagai wirausaha. Polisi menangkap pria 33 tahun ini pada 7 Agustus lalu, karena mengunggah ujaran kebencian lewat media sosial
Belakangan, Jasriadi yang sehari-hari memiliki usaha rental mobil itu terlibat dalam sebuah sindikat penyedia jasa ujaran kebencian bernama Saracen, bahkan dia menjadi ketuanya.
Polisi juga menangkap dua pelaku lain, yaitu Faizal Muhammad Tonong sebagai ketua bidang media informasi dan Sri Rahayu Ningsih sebagai koordinator grup Saracen di wilayah. Polisi menyebut, jaringan grup Saracen ini memiliki lebih dari 800 ribu akun.
Mereka yang tergabung dalam kelompok Saracen ini kerap menyebarkan ujaran kebencian melalui media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Mereka juga memiliki media online, yaitu Saracennews.com.
Situs tersebut masih belum diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Jasriadi mengatakan Saracen terbentuk pada 2015, saat diadakan silaturahmi akbar di sebuah masjid di Jakarta Utara soal memilih pemimpin.
"Ketika itu ada kawan yang minta agar Saracennews menjadi media Saracen untuk kampanye," kata dia.
Menurut Jasriadi, Saracennews sendiri dibuat untuk portal berita, yang awal pendiriannya, ia mengutip berita dari sejumlah situs. Ia mengaku bisa membuat portal berita karena pernah belajar jurnalistik.
"Rencananya akan rekrut wartawan dulu. Tapi belum kesampaian," kata Jasriadi.
Jasriadi mengaku, Saracen melesat setelah dia membajak banyak akun. Namun, dia menampik Saracen memiliki 800 ribu akun seperti yang disebut polisi.
Jasriadi mengaku hanya memiliki 150 akun, itu pun digunakan untuk promosi usahanya.
Baca Juga
"Kebanyakan itu, kami hanya seratusan saja," kata Jasriadi sambil menceritakan dia belajar membajak akun Facebook secara otodidak.