Kabar24.com, JAKARTA-- Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana menyebutkan bahwa hingga kini pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan yang dialami penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Suntana mengungkapkan, sebenarnya pihaknya telah berkali-kali mengingatkan Novel agar selalu waspada.
"Kita sudah beberapa kali mengingatkan yang bersangkutan suppaya hati-hati," kata Suntana, Rabu (12/4/2017).
(Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan menjenguk Novel Baswedan
di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta./Istimewa)
Hal itu disampaikan Suntana usai menghadiri apel penyerahan penghargaan kepada sejumlah anggota kepolisian di Polda Metro Jaya.
Suntana mengakui hingga kini pihakny masih belum mengetahui apakan kejadian ini berhubungan dengan kasus E-KTP yang ditangani Novel. Namun, lanjut Suntana, pihaknya memberikan perhatian terkait pengamanan Novel sebagai salah satu penyidik dalam kasus tersebut.
Baca Juga
Dia menambahkan bahwa perhatian tersebut sudah merupakan sebuah prosedur umum bahwa setiap pejabat negara yang sedang melaksanakan tugas dengan potensi bahaya wajib mendapat pengamanan dari pihak kepolisian.
"Saya kurang begitu jelas [apakah penyerangan terkait dengan kasus E-KTP], yang jelas polisi concern kepada pengamanan yang bersangkutan yang sedang melaksanakan penyidikan E-KTP," katanya.
Sejauh ini, polisi telah mengumpulkan sejumlah bukti termasuk foto, rekaman CCTV, serta keterangan beberapa saksi. Polisi juga telah melaksanakan olah TKP dan meminta keterangan dari korban.
Namun, polisi masih perlu meminta keterangan lebih lanjut dari Novel sebab hingga saat ini komunikasi dengan Novel baru dilakukan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan.
Hal itu terjadi saat Iriawan menengok Novel di rumah sakit khusus mata, Jakarta Eye Center dan itupun sebatas percakapan singkat.
Meksi belum bisa memastikan, Iriawan mencurigai ada motif tertentu di balik penyerangan Novel dengan menggunakan cairan air keras ini.
Dia juga mencurigai adanya otak pelaku di samping kedua orang tidak dikenal yang melakukan penyiraman air keras tersebut.
"Segera ungkap, masyarakat menunggu. Jangan sampai blunder terlalu lama kita mengungkap ini. Mudah-mudahan secara cepat kita bisa ungkap siapa pelaku dan di balik ini. Tentu ada motif, ada pelaku di lapangan yang menyiram tentu ada yang menyuruh, tidak mungkin berdiri sendiri," katanya.