Kabar24.com, PONOROGO - Suasana memilukan terjadi saat sejumlah warga yang sedang memanen jahe menjadi korban dan hilang tertimbun longsor di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Saksi yang merupakan warga setempat menyebutkan mayoritas korban hilang tertimbun longsor adalah petani yang sedang memanen jahe di areal persis di bawah tebing yang longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (1/4/2017).
"Mereka tak sempat menyelamatkan diri saat longsor terjadi," kata Kepala Desa Banaran Sarnu dikonfirmasi di sela proses evakuasi.
Sejumlah saksi mengatakan para petani yang sedang beraktivitas di sawah, termasuk yang sedang memanen jahe, sempat berusaha menyelamatkan diri dengan menjauhi titik longsor.
Akan tetapi usaha mereka kalah cepat dengan terjangan material tebing setinggi 200 meter yang tiba-tiba runtuh dan langsung mengubur mereka hidup-hidup.
"Lokasinya memang paling dekat dengan tebing yang runtuh," tutur Sirmadi.
Baca Juga
Sirmadi yang berusia paruh baya ini selamat karena saat kejadian sedang bekerja di pasar.
Namun, tidak demikian halnya dengan sejumlah saudara dan kerabatnya yang sampai kini masih hilang dan belum ditemukan.
"Saudara saya yang hilang ada 16 orang. Semua sedang bekerja buruh panen jahe saat longsor terjadi," ucapnya, lirih.
Menurut keterangan Kades Banaran Sarnu, potensi longsor sebenarnya sudah diketahui sejak 20 hari sebelumnya.
Saat itu, kata dia, retakan terus meluas sehingga tanah ambles antara 10-20 sentimeter setiap harinya.
"Warga sudah mengantisipasi dengan mengungsi setiap menjelang malam. Namun, pagi kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa," kata Sarnu.
Sirmadi dan Sarnu mengatakan, cuaca cerah saat longsor terjadi, tetapi pada malam sebelumnya (Jumat, 31/3) sempat turun hujan deras.
Menurut Sirmadi, para petani terpantau sempat beraktivitas memanen jahe sejak pukul 06.30 WIB dan ia pergi ke pasar sampai peristiwa tanah longsor terjadi dan mengubur 34 rumah di empat RT Dusun Tangkil dan Krajan.