Kabar24.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan pencarian korban longsor di Ponorogo terpaksa dihentikan lebih cepat karena hujan turun.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan operasi penyelamatan oleh Tim SAR gabungan dihentikan karena medan masih labil. Hujan yang turun dikhawatirkan dapat menimbulkan longsor susulan. Pencarian dihentikan pada pukul 16.00 WIB.
“Kebutuhan mendesak [saat ini] adalah alat berat. Namun akses jalan menuju lokasi jalannya sempit dan sulit,” kata Sutopo melalui aplikasi pesan, Sabtu (1/4/2017).
Dia mengatakan longsor terjadi di Dusun Tangkil Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur. Longsor terjadi pada pagi hari dari tebing setinggi 100 meter.
Sutopo mengatakan, sebelum evakuasi dihentikan Tim SAR gabungan berhasil menemukan 1 korban jiwa dalam kondisi meninggal dunia. Sementara itu, diperkirakan 26 orang masih tertimbun longsor. Tercatat 23 rumah terdampak oleh longsor, ada yang tertimbun, rusak berat dan sebagian rusak.
Dia mengatakan tanda-tanda longsor sudah diketahui masyarakat sejak 20 hari yang lalu. Hujan deras menyebabkan munculnya retakan-retakan di perbukitan. Dari peta rawan longsor, Desa Banaran merupakan daerah bahaya tinggi longsor. Sejak adanya tanda-tanda longsor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah meminta masyarakat mengungsi sementara pada malam hari. Pada siang hari kembali ke rumah melakukan aktivitas sehari-hari. Jumat (31/3/2017) malam terjadi hujan lebat namun tidak terjadi longsor. Saat Minggu pagi masyarakat kembali ke rumah terjadi longsor.
“BPBD dan aparat telah memberikan arahan kepada masyarakat untuk menjauh dari lokasi longsor mengingat kondisi tanah masih labil, dan kemungkinan bisa terjadi longsor susulan,” katanya.