Bisnis.com, JAKARTA — Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) menegaskan komitmennya untuk mengejar perjanjian dagang yang saling menguntungkan menjelang tenggat waktu 1 Agustus 2025, saat tarif impor dijadwalkan naik.
Dalam pernyataan Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Korea Selatan yang dikutip dari Bloomberg pada Jumat (25/7/2025), Menteri Perindustrian Korea Selatan Kim Jung-kwan bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick untuk membahas tarif sektoral dan timbal balik.
Dalam pertemuan tersebut, Kim menekankan pentingnya pelonggaran hambatan perdagangan. Kedua pihak juga sepakat memperkuat kerja sama di sektor manufaktur dan melanjutkan dialog perdagangan, sebagaimana tercantum dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Jumat.
Pertemuan ini berlangsung setelah AS menunda pertemuan “2+2” yang semula dijadwalkan pada Jumat dan melibatkan pejabat keuangan dan perdagangan tertinggi dari kedua negara, termasuk Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Penundaan dilakukan karena konflik jadwal, menurut juru bicara Departemen Keuangan AS dalam pernyataan tertulis.
Pemerintah Korea Selatan sebelumnya memandang pertemuan tersebut sebagai momentum penting untuk mendorong kemajuan negosiasi dan mencegah kenaikan tarif besar-besaran hingga 25% seperti yang diancamkan Presiden Donald Trump.
Dalam beberapa pekan terakhir, Seoul mempertimbangkan konsesi politik di sektor pertanian, energi, dan pertahanan guna melindungi perekonomian yang bergantung pada ekspor.
Baca Juga
Selain itu, Kim juga bertemu dengan Menteri Energi AS Chris Wright pada Rabu (23/7/2025) waktu setempat untuk membahas kerja sama di bidang energi bersih dan ketahanan energi.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Korea Selatan Yeo Han-koo dijadwalkan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer dalam waktu dekat.
Sebagai bagian dari negosiasi yang lebih luas, kedua negara juga tengah menjajaki pembentukan dana investasi bersama guna menyalurkan modal Korea Selatan ke berbagai proyek di AS.
Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut, Seoul tengah menyiapkan komitmen investasi minimal sebesar US$100 miliar, yang akan dijamin melalui konsultasi dengan sejumlah konglomerat besar di dalam negeri, seperti dilaporkan oleh Yonhap News pada Kamis (24/7/2025).
Kegagalan mencapai kesepakatan akan menjadi pukulan bagi eksportir Korea Selatan, mengingat pengiriman luar negeri menyumbang lebih dari 40% dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut pada 2024.
Awal pekan ini, Jepang berhasil mengamankan perjanjian dagang dengan AS yang mencakup pemangkasan tarif menjadi 15% sebagai imbalan atas dukungan terhadap dana investasi senilai US$550 miliar dan komitmen pembelian strategis dari pemasok AS.