Bisnis.com, JAKARTA — Penasehat Keamanan Presiden Korea Selatan Wi Sung Lac diagendakan mengunjungi Washington, Amerika Serikat pada 6—8 2025 atau menjelang berakhirnya masa negosiasi tarif Trump pada 9 Juli mendatang.
Melansir dari Reuters, Minggu (6/7/2025), penasihat keamanan nasional Presiden Lee Jae Myung tersebut menjawab pertanyaan wartawan di Bandara Incheon menjelang keberangkatannya pada Minggu (6/7/2025) waktu setempat. Dia tidak mengonfirmasi akan bertemu atau tidak dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.
Dirinya hanya menegaskan bahwa akan bertemu dengan mitranya di AS, karena pembicaraan tarif mandek.
“Pembicaraan tentang perdagangan dan pertahanan telah masuk ke fase kritis,” menurut video dari Yonhap News.
Wi dikabarkan akan melakukan pembahasan mendalam tentang semua isu yang belum terselesaikan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Kunjungan ini terjadi saat Korea Selatan kemungkinan akan meminta perpanjangan pembekuan tarif AS yang akan berakhir dalam beberapa hari.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Korea Selatan Yeo Han-koo pada Jumat telah terbang lebih dahulu ke Washington untuk pertemuan dengan Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer dan pejabat senior lainnya.
Wi juga diperkirakan akan membahas kemungkinan pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Lee, yang baru saja menjabat bulan lalu.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung mengakui pembicaraan dagang antara Seoul dan Washington masih belum menunjukkan tanda-tanda akan membuahkan kesepakatan.
Dalam konferensi pers pertamanya sejak dilantik bulan lalu, Kamis (3/7/2025), Lee menyatakan pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin.
"Namun, masing-masing pihak masih belum sepenuhnya memahami apa yang diinginkan pihak lain,” tambahnya dikutip dari Bloomberg, seraya mengakui proses negosiasi sejauh ini tidak berjalan mudah.
Lee juga menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan dialog dengan Korea Utara serta memperbaiki hubungan dengan China dan Rusia.
Pejabat Seoul sendiri telah mengakui peluang tercapainya kesepakatan sebelum tarif baru mulai berlaku padaa 9 Juli sangat kecil. Tanpa kesepakatan atau perpanjangan tenggat, tarif timbal balik terhadap ekspor ke AS akan melonjak dari 10% menjadi 25%.
Sementara Trump sebelumnya menegaskan bahwa tidak berencana memperpanjang batas waktu tersebut, menambah tekanan bagi negara-negara mitra dagang.