Bisnis.com, JAKARTA — Penyelidikan awal kecelakaan pesawat Air India pada 12 Juni 2025 mengungkap bahwa pasokan bahan bakar menuju kedua mesin pesawat terputus dan pilot gagal untuk memulihkan tenaga dorongan demi mencegah kecelakaan.
Pesawat Boeing 787 Dreamliner milik Air India rute Ahmedabad–London itu jatuh di kawasan padat penduduk tak lama setelah lepas landas. Peristiwa nahas tersebut merenggut nyawa 241 penumpang pesawat dan 19 lainnya di lokasi jatuh.
Temuan yang diumumkan sebulan setelah kecelakaan ini memperlihatkan kronologi menuju detik-detik akhir penerbangan Air India 171. Laporan menyebutkan bahwa saklar bahan bakar menuju dua mesin dipindahkan ke posisi terputus (cut-off) hanya beberapa saat setelah lepas landas.
Masih belum jelas apa yang memicu manuver ini. Mengacu transkrip dari kokpit, salah satu pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa pasokan bahan bakar diputus. Pilot yang ditanyai membantah telah melakukan hal tersebut.
Sekitar 10 detik setelah pemutusan pasokan bahan bakar, kedua saklar dikembalikan secara cepat ke posisi run. Para pilot berhasil menyalakan ulang kedua mesin, tetapi hanya satu yang berhasil menyala dengan daya penuh, sementara mesin lainnya gagal memulihkan tenaga dorongan.
Beberapa detik sebelum pesawat menghantam tanah, salah satu pilot mengeluarkan panggilan darurat “mayday, mayday, mayday”. Sebelum petugas lalu lintas udara dapat memahami situasi lebih jauh, pesawat sudah jatuh di luar batas bandara setelah menyambar pepohonan dan menghantam sebuah asrama yang dipenuhi mahasiswa.
Baca Juga
Seluruh peristiwa ini terjadi dalam rentang waktu hanya sekitar 30 detik setelah lepas landas.
“Kita kini mengetahui, dengan tingkat keyakinan tertentu, bahwa kedua mesin kehilangan daya karena saklar bahan bakar diaktifkan. Namun kita belum mengetahui mengapa atau bagaimana saklar tersebut diaktifkan. Inilah yang akan menjadi fokus utama penyelidikan,” ujar Jeff Guzzetti, mantan kepala penyelidik kecelakaan di Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (12/7/2025).
Meski masih bersifat awal, laporan ini memperlihatkan gambaran mengerikan soal nasib Air India 171. Hingga kini, belum diketahui siapa yang memindahkan saklar yang menyebabkan terputusnya pasokan bahan bakar. Penyelidik juga menyatakan belum ditemukan bukti yang mengharuskan tindakan khusus terhadap produsen pesawat Boeing maupun mesin GE Aerospace yang digunakan.
“Pada tahap ini, tidak ada rekomendasi tindakan untuk operator dan produsen B787-8 dan/atau mesin GE GEnx-1B,” tulis Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat (AAIB) dalam laporannya.
Laporan tersebut memang menguraikan urutan peristiwa dan percakapan singkat soal saklar bahan bakar, tetapi tidak memperinci interaksi penuh antara kedua pilot. Tindakan masing-masing pilot juga tidak dijelaskan secara detail.
Laporan turut menyertakan gambar komponen kendali seperti tuas pendaratan dan tuas tenaga dorong yang hangus, serta rekaman penerbangan.
Dokumen tersebut juga menyoroti buletin kelayakan terbang FAA tahun 2018 yang memperingatkan bahwa saklar kontrol bahan bakar di pesawat Boeing, termasuk seri 737 dan 787, dapat berpindah dari posisi run ke cut-off tanpa penguncian.
Pesawat Air India yang mengalami kecelakaan tidak pernah diperiksa terkait cacat mekanisme penguncian ini karena tidak diwajibkan.
AAIB menambahkan bahwa penyelidikan masih berlanjut dan tim akan menelaah bukti tambahan, catatan teknis, serta informasi relevan lainnya. Laporan akhir yang akan menetapkan penyebab utama insiden diperkirakan memerlukan waktu berbulan-bulan untuk disusun.