Ini tradisi untuk menyambut malam 1 Suro:
1. Kirab Kebo Bule
Kirab Kebo Bule (kerbau putih) merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Surakarta. Ia bukan sembarang kerbau, karena leluhurnya merupakan hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II. Menurut tradisi Tahun Baru Islam, beberapa kebo bule diarak keliling kota.
Masyarakat Surakarta percaya bahwa kerbau ini Kebo yang dianggap keramat, karena turun-temurun kebo bule menjadi cucuk lampah (pengawal) pusaka keraton yang bernama Kyai Slamet sehingga masyarakat menyebutnya kebo bule Kyai Slamet.
2. Jamasan Pusaka atau Ngumbah Keris
Jamasan Pusaka adalah tradisi yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta, yang juga dikenal dengan sebutan Siraman Pusaka. Dalam tradisi ini, pusaka-pusaka keraton dibersihkan atau dimandikan sebagai bentuk penghormatan dan upaya menjaga kelestarian semua warisan budaya Keraton Yogyakarta.
Dilansir dari laman Kraton Jogja, upacara ini bertujuan untuk menghormati dan merawat pusaka-pusaka yang ada. Upacara Jamasan memiliki setidaknya dua aspek, teknis dan spiritual. Secara teknis bertujuan untuk merawat benda-benda warisan sejarah dan budaya, sedang secara spiritual sebagai sikap dalam menyambut datangnya tahun baru Jawa.
3. Mubeng beteng
Tradisi mubeng beteng atau mengelilingi benteng keraton. Tradisi ini dipercaya dipengaruhi oleh pradaksina dan prasawya dalam Hindu dan Budha. Pradaksina adalah ritual berjalan kaki mengelilingi benteng mengikuti arah jarum Jam. Sedangkan Prasawya kebalikannya,
“Jika orang berjalan dengan Pradaksina, maka secara simbolis dia memohon kebutuhan lahiriah. Jika berjalan dengan menggunakan Prasawya, maka secara simbolis lebih bersifat ilmu kesempurnaan hidup (batiniah),” dilansir dari Indonesia Kaya.
4. Laku Prihatin
Salah satu tradisi yang umum dilakukan untuk menyambut malam 1 Suro adalah “Laku Prihatin”. Berbeda dengan tradisi tahun baru yang biasanya meriah dan penuh kegembiraan, masyarakat Jawa justru menyambut Satu Suro dengan kesunyian dan doa khusyuk sepanjang malam.
Aktivitas yang dilakukan selama Laku Prihatin ini antara lain tirakatan, menyaksikan pertunjukan wayang, dan menghadiri berbagai acara kesenian lainnya. (Muhamad Ichsan Febrian)