Bisnis.com, JAKARTA - Para menteri luar negeri dari 20 negara Arab dan Muslim menyerukan agar serangan Israel terhadap Iran dihentikan dan menegaskan pentingnya mencegah serangan terhadap fasilitas-fasilitas nuklir.
Dilansir dari Antara pada Selasa (17/6/2025), ke-20 negara itu adalah Mesir, Yordania, Pakistan, Bahrain, Brunei, Turki, Chad, Aljazair, Komoro, Uni Emirat Arab, Djibouti, Arab Saudi, Sudan, Somalia, Irak, Oman, Qatar, Kuwait, Libya, dan Mauritania.
Para menteri luar negeri dari negara-negara itu menekankan perlunya menghentikan tindakan permusuhan Israel terhadap Iran, terutama di tengah meningkatnya ketegangan kawasan, menurut pernyataan itu.
Mereka juga menyerukan agar pembicaraan nuklir dengan Iran segera dilanjutkan dan menegaskan pentingnya menjaga kebebasan navigasi di perairan internasional.
"Para menteri juga memperingatkan agar tidak menargetkan fasilitas nuklir yang berada di bawah pengawasan IAEA (Badan Energi Atom Internasional), dan meminta semua pihak untuk segera kembali ke meja perundingan sebagai satu-satunya jalan menuju kesepakatan nuklir dengan Iran secara berkelanjutan," tulis pernyataan itu.
Sementara itu, Iran menyatakan tidak akan mau berunding untuk membahas gencatan senjata dengan Israel.
Baca Juga
Melansir Reuters, informasi itu disampaikan oleh pejabat komunikasi yang enggan disebutkan namanya. Menurut, pejabat itu Iran tidak akan melakukan gencatan senjata apabila masih diserang.
"Bahwa mereka [Iran] tidak akan berunding saat diserang," ujarnya kepada Reuters, dikutip Senin (16/6/2025).
Pejabat itu juga telah menyampaikan penolakan terhadap tersebut telah disampaikan langsung kepada mediator dari Qatar dan Oman.
Adapun, negosiasi gencatan senjata itu baru akan dibahas setelah Iran menyelesaikan "respons" atas penyerangan Israel kepada Teheran.
"Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka hanya akan melakukan negosiasi serius setelah Iran menyelesaikan responsnya terhadap serangan pendahuluan Israel," tambahnya.