Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eskalasi Meningkat, Saling Serang Iran Vs Israel Bisa Picu Perang Nuklir?

Aksi saling serang antara Israel dan Iran memicu kekhawatiran perang nuklir di kawasan Timur Tengah.
Ilustrasi bendera Israel dan Iran./REUTERS-Dado Ruvic
Ilustrasi bendera Israel dan Iran./REUTERS-Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA -- Iran dan Israel saling serang ke wilayahnya masing-masing. Israel mengandalkan serangan rudal yang dibawa oleh pesawat-pesawat canggih, salah satunya F-35 yang diklaim memiliki kemampuan siluman.

Sementara itu Iran mengandalkan serangan rudal balistik. Iran tidak memiliki superioritas udara laiknya Israel. Pesawat mereka rata-rata sudah berusia uzur. Mayoritas peninggalan dari rezim Shah terdahulu. 

Namun demikian, kemampuan rudal balistik Iran tidak bisa dipandang sebelah mata. Rudal Iran memiliki kemampuan hypersonic  yang nyaris mustahil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel.

Aksi saling serang antara Iran dan Israel itu memicu peningkatan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ada kekhawatiran mengenai pecahnya perang yang lebih besar dan melibatkan negara lainnya. Apalagi, Iran dan Israel, ditengarai sama-sama mengembangkan senjata nuklir.

Teheran, demikian mengutip Reuters, telah membatalkan perundingan nuklir yang menurut Washington adalah satu-satunya cara untuk menghentikan pemboman Israel. Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang diisukan lari ke Yunani, mengatakan serangan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang akan dilihat Iran dalam beberapa hari mendatang. 

Militer Israel membenarkan bahwa Iran telah meluncurkan lebih banyak rudal ke Israel semalam. Pada Minggu dini hari, sirene serangan udara meraung di Yerusalem dan Tel Aviv. Beberapa rudal terlihat melesat di langit di atas Tel Aviv, sementara roket pencegat diluncurkan dari darat. Ledakan bergema di kedua kota. 

Layanan ambulans Israel mengatakan tiga wanita tewas dan 10 orang lainnya terluka dalam serangan rudal sebelumnya di dekat sebuah rumah di Israel utara. Petugas tanggap darurat dengan senter terlihat mencari puing-puing rumah yang sebagian runtuh di Tamra, kota yang sebagian besar penduduknya adalah warga Palestina. Dua orang menderita luka ringan akibat pecahan peluru di tempat lain di utara, kata layanan ambulans.

Iran mengatakan depot minyak Shahran di Teheran menjadi sasaran serangan Israel tetapi situasinya terkendali, dan kebakaran telah terjadi setelah serangan Israel terhadap kilang minyak di dekat ibu kota.

Serangan Israel juga menargetkan gedung kementerian pertahanan Iran di Teheran, yang menyebabkan kerusakan kecil, kantor berita Iran Tasnim mengatakan pada hari Minggu.

Garda Revolusi Iran mengatakan rudal dan pesawat nirawak Iran menargetkan infrastruktur energi dan fasilitas Israel untuk produksi bahan bakar jet tempur. Pasukan elit tersebut memperingatkan serangan Teheran akan "lebih berat dan lebih luas" jika Israel melanjutkan permusuhannya. 

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan Iran tentang hal yang lebih buruk yang akan terjadi, tetapi mengatakan belum terlambat untuk menghentikan kampanye Israel jika Teheran menerima penurunan tajam program nuklirnya.

Putaran perundingan nuklir AS-Iran yang akan diadakan di Oman pada hari Minggu dibatalkan, dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan diskusi tidak dapat dilakukan sementara Iran menjadi sasaran serangan "biadab" Israel.

Serangan pertama Israel tampaknya menghantam infrastruktur energi Iran, kantor berita semi-resmi Tasnim mengatakan Iran menghentikan sebagian produksi di ladang gas terbesar di dunia setelah serangan Israel menyebabkan kebakaran di sana pada hari Sabtu.

Ladang South Pars, lepas pantai di provinsi Bushehr selatan Iran, adalah sumber sebagian besar gas yang diproduksi di Iran.

Kekhawatiran mengenai potensi gangguan pada ekspor minyak di kawasan tersebut telah mendorong harga minyak naik 9% pada hari Jumat meskipun Israel tidak memasok minyak dan gas ke Iran pada hari pertama serangannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper