Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina dilaporkan telah menyerang pabrik drone milik Rusia. Serangan ini disebut bisa melumpuhkan Kremlin.
Dilansir dari laporan UATV Ukraina, dalam serangan berdampak dan mengejutkan hari ini, Senin 9 Juni 2025 waktu setempat, Pasukan Pertahanan Ukraina telah menargetkan fasilitas industri militer utama di Cheboksary.
Serangan ini dilaporkan mengganggu produksi komponen penting yang digunakan dalam pesawat tak berawak Rusia dan senjata berpemandu presisi.
Bukan isapan jempol semata, operasi tersebut, yang dikonfirmasi oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, menyerang fasilitas “VNIIR-Progress” dan anak perusahaannya “ABS Elektro” di Republik Chuvash.
Perusahaan-perusahaan ini merupakan bagian penting dalam pembuatan modul antena adaptif “Kometa” yang merupakan sistem navigasi penting untuk pesawat nirawak jenis Shahed, bom berpemandu, dan rudal jarak jauh termasuk Iskander, Kalibr, Kh-101, dan Kh-69.
“Modul-modul ini mendukung navigasi GLONASS/GPS dan dirancang untuk menahan gangguan sinyal,” kata Andriy Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina.
Baca Juga
“Setelah pemogokan tersebut, pabrik Progress dilaporkan telah menghentikan operasinya tanpa batas waktu. Rusia mungkin menyangkal dampaknya, tetapi konsekuensinya bagi sektor pertahanannya nyata," ia menambahkan.
Sistem Kometa diketahui digunakan di berbagai platform Rusia, termasuk pesawat tak berawak Orlan-10 dan Lancet, serta sistem serangan presisi lainnya, menjadikan fasilitas tersebut sebagai simpul penting dalam logistik perang Rusia.
Sebagai tanggapan, otoritas Rusia sempat menutup wilayah udara di beberapa kota, termasuk Kazan, Nizhny Novgorod, Saratov, dan Tambov, berdasarkan protokol darurat yang dikenal sebagai “Kover” (Rencana Karpet), yang menyoroti kekhawatiran atas serangan pesawat nirawak jarak jauh Ukraina yang berulang.