Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon merespons kritikan yang ada soal wacana mempermanenkan stairlift di Candi Borobudur.
Menurut dia, stairlift tidak bersifat masif (merusak). Sarana ini pun bahkan sudah diaplikasikan di situs-situs sejarah (heritage) dunia. Sebab itu dia menulai Indonesia sudah terlambat.
“Kita ini terlambat. Jadi kita memang perlu piknik gitu ya, untuk melihat warisan budaya misalnya di Angkor Wat, di Antropolis, ya di mana-mana itu sudah dipasang. Itu namanya bagian dari inklusivitas,” ujarnya di Masjid Istiqlal, Jakarta, dikutip Sabtu (7/6/2025).
Inklusivitas yang dimaksudnya ini adalah dapat mempermudah atau membantu mereka yang sudah terbilang tua hingga tidak mampu karena keterbatasan fisik (difabel atau disabilitas).
Selain itu, dia menekankan stairlift ini sudah sesuai dengan amanat Undang-Undang yang menyebut harus memberi akses kepada kalangan disabilitas, senior (tua), hingga mereka yang mengalami kecelakaan (accident).
“Jadi itu sudah dipasang, sudah umum, jadi tidak perlu ada kontroversi san tidak merusak sama sekali. Jadi tidak perlu ada satu polemik yang menurut saya tidak ada apa-apanya karena ini sudah dilakukan di seluruh dunia. Saya bisa berdebat dengan mereka yang kontra itu, tidak ada masalah,” tegas Fadli Zon.
Baca Juga
Sebelumnya, pembangunan staurlift sementara di Candi Borobudur mendapat sorotan dari warganet. Di mana, sarana portabel itu baru dibangun jelang kunjungan Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (29/5/2025).
“Itu pakai dari kayu, pakai bantalan. Itu juga tidak ada yang merusak. Itu biasa juga digunakan di situs-situs dunia. Saya sudah melihat banyak situs-situs dunia juga melakukan itu. Misalnya kalau keperluan tertentu,” ujar Fadli Zon di Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).