Bisnis.com, JAKARTA — Komisi X DPR RI mendukung rencana Pemerintahan Prabowo Subianto yang akan merevisi atau melakukan penulisan ulang sejarah Indonesia.
Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, penulisan ulang sejarah Indonesia yang melibatkan sejarawan adalah langkah penting dan strategis dilakukan, selama dilakukan dengan niat ilmiah dan objektif.
Menurutnya, sejarah bukanlah sesuatu yang statis karena terus ditafsirkan ulang seiring bertambahnya data, sumber baru, dan cara pandang yang berkembang.
“Banyak narasi sejarah Indonesia yang selama ini ditulis dalam kerangka ideologi tertentu, kadang mengabaikan perspektif kelompok minoritas, daerah, atau tokoh-tokoh yang berseberangan secara politik dengan kekuasaan saat itu. Oleh karena itu, kami mendukung upaya menteri kebudayaan ini,” terangnya saat dikonfirmasi Bisnis, Minggu (11/5/2025).
Politikus PKB ini turut memandang penulisan ulang ini memungkinkan sejarah Indonesia terus dikaji ulanh dengan pendekatan yang lebih kritis dan beragam.
“Ini penting agar sejarah tidak menjadi alat pembenaran kekuasaan semata, melainkan menjadi cermin reflektif yang membimbing bangsa ke arah yang lebih baik dan dewasa secara politik dan budaya,” tuturnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan penulisan ulang sejarah Indonesia, yang sempat diungkapkannya beberapa waktu lalu, saat ini masih dalam tahap awal.
“Sekarang ini masih dalam tahap awal [revisi sejarah], update temuan-temuan baru, mulai prasejarah sampai yang kontemporer gitu, tentu dengan penguatan-penguatan," kata Fadli di Perpustakaan Ajip Rosidi Bandung dilansir dari Antara, Senin (29/4/2025).
Penulisan ulang sejarah nasional Indonesia ini, kata Fadli, akan melibatkan para sejarawan yang dihimpun dari seluruh Indonesia, termasuk dari perguruan tinggi.
Dengan demikian, masing-masing era sejarah akan memiliki tim sendiri dan disusun per buku. Tim tersebut disusun berdasarkan ahlinya.
“Kita tidak menulis dari nol, sudah ada SNI tahun 1984, lalu ada Indonesia dalam arus sejarah tahun 2012, kita melanjutkan dan mendasarkan dari itu, dengan kajian-kajian," ujar politisi Gerindra tersebut.