Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Diam-diam Minta Negosiasi Kebijakan Tarif dengan China

Pemerintah Amerika Serikat (AS) diketahui tengah meminta Pemerintah China untuk membuka dialog guna membahas kebijakan perang tarif.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump. Foto Reuters
Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump. Foto Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) diketahui tengah meminta Pemerintah China untuk membuka dialog guna membahas kebijakan perang tarif.

Dikutip dari unggahan Kedutaan Besar China di AS pada Sabtu (5/3/2025) disebutkan bahwa pemerintah AS telah menghubungi beberapa kali pemerintahan China untuk menyatakan keinginan dialog antarkedua negara.

"Karena AS baru-baru ini telah menghubungi melalui saluran terkait beberapa kali, menyatakan keinginan untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Tiongkok mengenai masalah tarif, Tiongkok saat ini sedang menilai situasi," sebut unggahan Kedubes China di AS.

Kementerian Perdagangan China menyatakan, jika pemerintah AS tidak memperbaiki terkait dengan kebijakan penetapan tarif yang dinilai sepihak yang keliru, maka hal tersebut dinilai akan memperkeruh keadaan.

Pasalnya, tindakan tersebut menunjukkan tidak adanya rasa ketulusan pemerintah AS yang akan menimbulkan rusaknya kepercayaan pemerintah China.

Pemerintah China menyatakan dengan tegas segala bentuk pemaksaan dan pemerasan dari Pemerintah AS tidak akan mengubah situasi apapun.

"Bahkan mencoba menggunakan pembicaraan sebagai kedok untuk pemaksaan dan pemerasan, tidak akan berhasil dengan Tiongkok," sebutnya.

Sebelumnya, pernyataan tersebut mengisyaratkan kebuntuan antara dua ekonomi terbesar dunia itu dapat berubah, setelah Trump menaikkan tarif AS ke level tertinggi dalam satu abad dan Beijing membalasnya dengan cara yang sama. 

Trump telah berulang kali mengatakan Presiden Xi Jinping perlu menghubunginya untuk memulai pembicaraan tarif. Awal minggu ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan terserah Beijing untuk mengambil langkah pertama guna meredakan perselisihan antara kedua negara. 

"Tingginya tarif timbal balik terhadap China tidak berkelanjutan, jadi pasar mengharapkan AS dan China untuk mulai bernegosiasi di beberapa titik," kata Woei Chen Ho, ekonom di United Overseas Bank Ltd. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Muhammad Ridwan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper