Bisnis.com, JAKARTA — Seorang penasihat ekonomi utama Presiden Donald Trump melaporkan bahwa lebih dari 50 negara telah menghubungi Gedung Putih untuk membicarakan terkait perdagangan, setelah pada 2 April 2025 Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik baru.
Dilansir dari Reuters, Minggu (6/4/2025) melaporkan seorang penasihat ekonomi Trump yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa puluhan negara telah menghubungi Gedung Putih untuk memulai pembicaraan perdagangan.
Pembicaraan tersebut dilakukan pada saat para pejabat AS juga berusaha untuk mempertahankan tarif baru yang telah menimbulkan kekacauan global.
Sementara itu dalam wawancara di ABC News 'This Week,' Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Kevin Hassett membantah bahwa tarif tersebut merupakan bagian dari strategi Trump untuk menghancurkan pasar keuangan guna menekan Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga.
Dia mengatakan tidak akan ada "paksaan politik" dari bank sentral. Dalam sebuah unggahan Truth Social pada hari Jumat, Trump membagikan sebuah video yang menunjukkan bahwa tarifnya bertujuan untuk memukul pasar saham dengan sengaja dalam upaya untuk memaksa suku bunga yang lebih rendah.
Trump mengguncang perekonomian di seluruh dunia setelah dia mengumumkan tarif impor AS, yang memicu pungutan balasan dari China dan memicu kekhawatiran akan perang dagang global dan resesi.
Baca Juga
Pada acara bincang-bincang Minggu pagi, pejabat tinggi Trump berusaha menggambarkan tarif sebagai reposisi cerdas AS dalam tatanan perdagangan global dan gangguan ekonomi sebagai dampak jangka pendek.
Saham AS telah jatuh sekitar 10% dalam dua hari sejak Trump mengumumkan rezim tarif global baru yang lebih agresif daripada yang diantisipasi oleh para analis dan investor.
Penurunan ini disebabkan oleh dorongan agresif Trump terhadap tarif, yang menurut sebagian besar ekonom dan kepala Federal Reserve AS berisiko memicu inflasi dan merusak pertumbuhan ekonomi.
Indonesia
Sementara itu, Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengaku telah ditenggat untuk mengungkap langkah Indonesia terkait dengan kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat hingga Rabu (9/4/2025).
Airlangga menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih terus berkomunikasi dengan United States Trade Representative (USTR), U.S. Chamber of Commerce, dan negara mitra lainnya untuk membahas persoalan tersebut.
"Kita dikenakan waktu yang sangat singkat, yaitu 9 April, diminta untuk merespons. Indonesia menyiapkan rencana aksi dengan memperhatikan beberapa hal, termasuk impor dan investasi dari Amerika Serikat,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu (6/4/2025).
Dia menambahkan, langkah yang diambil oleh pihaknya dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump tidak boleh gegabah.
Pasalnya, langkah strategis pemerintah nantinya harus diperoleh melalui pertimbangan dari berbagai aspek secara menyeluruh dan selaras dengan kepentingan nasional.
“Karena ini masih dinamis dan masih perlu working group untuk terus bekerja, Bapak Presiden minta kita bersurat sebelum 9 April 2025,” tambahnya.