Bisnis.com, JAKARTA- Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, umat Muslim di Indonesia akan segera mengetahui kapan mereka mulai menjalankan ibadah puasa.
Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat pada 28 Februari 2025 untuk menentukan awal Ramadan 1446 Hijriyah.
Sidang ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, dan ahli falak, guna memastikan penentuan awal bulan puasa yang tepat berdasarkan metode rukyatul hilal dan perhitungan astronomi.
Kapan 1 Ramadan Tiba?
Dilansir dari studentlife.mit.edu, Selasa (18/2/2025) tahun ini, Ramadan diperkirakan mulai pada malam Jumat, 28 Februari 2025, dan berakhir pada Sabtu, 29 Maret 2025. Kalender Islam mengikuti perhitungan bulan, jadi tanggalnya bisa berbeda-beda tergantung dari penampakan bulan di setiap tempat.
Beberapa Muslim mengikuti perhitungan tanggal secara pasti, sementara yang lain lebih mengutamakan melihat penampakan bulan, atau menggabungkan keduanya. Pilihan ini biasanya bergantung pada keyakinan agama, tempat tinggal, atau tradisi keluarga. Setelah Ramadan selesai, hari raya Eid al-Fitr dirayakan pada Minggu, 30 Maret 2025.
Baca Juga
Kapan di Indonesia Mulai Puasa 1 Ramadan?
Dilansir dari kemenag.go.id, Selasa (18/2/2025) Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat (penetapan) awal Ramadan 1446 Hijriah pada 28 Februari 2025. Sidang ini bertujuan untuk menentukan kapan umat Islam di Indonesia memulai ibadah puasa tahun ini. Sidang Isbat akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa Sidang Isbat akan dilaksanakan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag, Jakarta Pusat. Sidang ini juga akan dihadiri oleh berbagai pihak, seperti perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung.
Ada tiga rangkaian acara yang akan dilakukan dalam Sidang Isbat. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di seluruh Indonesia. Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik.
Abu Rokhmad mengajak masyarakat untuk menunggu hasil sidang isbat dan pengumuman resmi dari pemerintah terkait awal Ramadan 1446 H, sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Bagaimana Proses Penentuan Awal Ramadan?
Dilansir dari baznas.go.id, Selasa (18/2/2025) penentuan awal bulan Ramadan dilakukan dengan dua metode utama: Rukyatul Hilal dan Hisab Hakiki Wujudul Hilal.
1. Rukyatul Hilal
Metode ini mengandalkan pengamatan langsung terhadap hilal (bulan sabit tipis) yang muncul setelah matahari terbenam. Pengamatan dilakukan pada hari ke-29 atau malam ke-30 bulan Hijriyah.
Jika hilal terlihat, maka bulan baru dimulai. Jika tidak, bulan yang sedang berjalan dianggap genap 30 hari. Meskipun demikian, metode ini sering dipadukan dengan hisab atau perhitungan astronomi untuk mendukung pengamatan.
2. Hisab Hakiki Wujudul Hilal
Metode ini menggunakan perhitungan astronomi untuk menentukan awal bulan. Jika terjadi konjungsi (penyatuan posisi bulan dan matahari) sebelum matahari terbenam, maka hari tersebut sudah dianggap sebagai awal bulan baru, meskipun hilal belum terlihat. Metode ini mengandalkan pola peredaran bumi, bulan, dan matahari untuk menentukan waktu ibadah.
Dengan berbagai metode yang digunakan untuk menentukan awal Ramadan, umat Muslim di Indonesia akan mengikuti proses yang sudah diatur oleh Kementerian Agama. Melalui Sidang Isbat yang akan diselenggarakan, keputusan tentang kapan puasa dimulai akan diumumkan kepada masyarakat. (Siti Laela Malhikmah)