Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditelpon Trump, Putin Segera Negosiasi Damai Perang Rusia-Ukraina

Presiden AS Donald Trump mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan keinginan untuk mencapai perdamaian.
Pengunjung berdiri di depan sebuah fragmen karya seni yang menggambarkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pameran, yang disebut Yalta 2.0 dan dibuka untuk merujuk pada Konferensi Yalta 1945, di sebuah galeri seni di taman Livadia di Yalta, Krimea, 8 Februari 2025. Reuters
Pengunjung berdiri di depan sebuah fragmen karya seni yang menggambarkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pameran, yang disebut Yalta 2.0 dan dibuka untuk merujuk pada Konferensi Yalta 1945, di sebuah galeri seni di taman Livadia di Yalta, Krimea, 8 Februari 2025. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS, Donald Trump, mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan keinginan untuk perdamaian melalui panggilan telepon terpisah dengannya pada Rabu (12/2/2025) waktu setempat.

Melansir Reuters pada Kamis (13/2/2025), Trump pun telah memerintahkan para pejabat tinggi AS untuk memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Percakapan tersebut terjadi setelah Menteri Pertahanan Trump sebelumnya mengatakan Kyiv harus melepaskan tujuan lamanya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO dan mendapatkan kembali seluruh wilayahnya yang direbut oleh Rusia, yang menandakan perubahan dramatis dalam pendekatan Washington terhadap konflik tersebut.

Setelah berbicara dengan Putin selama lebih dari satu jam, Trump mengatakan pemimpin Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022, ingin perang diakhiri dan mereka mendiskusikan gencatan senjata dalam waktu yang tidak terlalu lama.

"Dia ingin konflik ini berakhir. Dia tidak ingin mengakhirinya dan kemudian kembali berperang enam bulan kemudian," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval.

"Saya pikir kita sedang menuju perdamaian. Saya pikir Presiden Putin menginginkan perdamaian, Presiden Zelensky menginginkan perdamaian dan saya ingin perdamaian. Saya hanya ingin melihat orang-orang berhenti terbunuh," tambahnya.

Trump telah lama mengatakan dia akan segera mengakhiri perang di Ukraina, tanpa menjelaskan secara pasti bagaimana dia akan mencapai hal tersebut.

Kremlin sebelumnya mengatakan Putin dan Trump telah sepakat untuk bertemu, dan Putin telah mengundang Trump untuk mengunjungi Moskow. Trump mengatakan pertemuan pertama mereka mungkin akan segera berlangsung di Arab Saudi.

Dalam sebuah postingan di platform media sosialnya, dia mengatakan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, penasihat keamanan nasional Michael Waltz dan utusan Timur Tengah Steve Witkoff akan memimpin negosiasi untuk mengakhiri perang.

Sementara itu, Trump dan Zelensky berbicara setelah Trump melakukan panggilan telepon dengan Putin, dan kantor Zelensky mengatakan percakapan tersebut berlangsung sekitar satu jam.

"Saya melakukan percakapan bermakna dengan @POTUS (Presiden AS Donald Trump). Kami berbicara tentang peluang untuk mencapai perdamaian, membahas kesiapan kami untuk bekerja sama dan kemampuan teknologi Ukraina,  termasuk drone dan industri maju lainnya," tulis Zelenskiy di X.

Tidak ada perundingan perdamaian di Ukraina yang diadakan sejak bulan-bulan awal konflik, yang kini mendekati ulang tahun ketiga. Pendahulu Trump, Joe Biden, mengawasi bantuan militer dan bantuan lainnya senilai miliaran dolar ke Kyiv dan tidak memiliki kontak langsung dengan Putin setelah invasi Rusia.

Rusia menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina dan menuntut Kyiv menyerahkan lebih banyak wilayah dan bersikap netral secara permanen berdasarkan perjanjian damai apa pun.

Ukraina menuntut Rusia menarik diri dari wilayah yang direbut dan mengatakan negara itu harus menerima keanggotaan NATO atau jaminan keamanan setara untuk mencegah Moskow menyerang lagi.

Negara-negara Eropa, termasuk Inggris, Perancis dan Jerman, mengatakan bahwa mereka harus menjadi bagian dari negosiasi masa depan mengenai nasib Ukraina. 

Mereka menegaskan, hanya perjanjian yang adil dengan jaminan keamanan yang akan menjamin perdamaian abadi. Negara-negara tersebut menyatakan siap meningkatkan dukungan terhadap Ukraina dan menempatkannya pada posisi yang kuat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper