Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Raja Jawa 'Serahkan' Pesisir ke Kompeni Demi Pulihkan Tahta

Pakubuwana II adalah raja Jawa yang menyerahkan wilayah pesisir kepada Belanda demi mengembalikan tahtanya yang sempat hilang karena peristiwa Geger Pecinan.
Suasana kerajaan Jawa yang ditampilkan dalam sampul buku MC Ricklefs./Buku Ricklefs
Suasana kerajaan Jawa yang ditampilkan dalam sampul buku MC Ricklefs./Buku Ricklefs

Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah Sultan Agung mangkat, Mataram Islam yang menguasai sebagian besar Jawa minus Banten dan Batavia, tidak pernah melahirkan sosok pemimpin yang ekspansionis. Perang suksesi berkecamuk bahkan hampir berlangsung sebanyak 3 kali.

Kondisi itu membuat Mataram menjadi ringkih. Serangan 'balas dendam' Trunojoyo dari Madura, aksi perlawanan Untung Surapati, peristiwa Geger Pecinan yang melibatkan intrik di internal istana, nyaris membuat Mataram runtuh. Intervensi Vereenigde Osstindische Compagnie alias VOC tidak bisa dihindarkan. 

VOC adalah Serikat Dagang Hindia Timur yang didirikan Belanda pada awal abad ke XVII. Serikat dagang ini dikendalikan oleh sekelompok oligarki yang dinamakan Heeren Zeventien atau Dewan Tujuh Belas. Merekalah yang mengendalikan dan menetapkan kebijakan bagi VOC di wilayah jajahan, termasuk Batavia dan wilayah yang dikuasainya di wilayah Timur.

Puncak kekacauan pada era Mataram Islam terjadi pada era Pakubuwana II. Pakubuwana II mewarisi tahta dalam kondisi politik tidak stabil. Geger Pecinan yang di dalamnya juga melibatkan sejumlah elite dan pangeran Jawa, merembet ke wilayah Mataram.

Pakubuwana II dalam sejarah digambarkan raja yang tidak memiliki pendirian. Awalnya, Pakubuwana II bersimpati terhadap aksi perlawanan bangsa China dan Jawa terhadap hegemoni VOC. Tetapi kolaborasi antara VOC dengan penguasa Madura, Cakraningrat IV, telah memupus ambisi raja Jawa itu. Perlawanan China-Jawa, mulai berhasil dipatahkan. Pakubuwana kemudian berbalik arah. Dia menarik diri dari perang anti-VOC. Meski demikian, perlawanan terus berlangsung. 

M.C Ricklefs (2008) dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 menulis sikap Pakubuwana II memicu beribu-ribu orang Jawa yang telah bergabung dengan orang-orang China, menaruh curiga terhadap sikap raja. Kecurigaan itu menguat setelah Pakubuwana II menjalin lagi persahabatan dengan Belanda. 

Perlawanan semakin terkonsolidasi. Posisi pasukan Jawa-China kian kuat. Mereka mengangkat Raden Mas Garendi yang masih berusia 12 tahun, sebagai susuhunan baru pada tahun 1742. Para pangeran Jawa juga bergabung dengan pasukan perlawanan yang anti-VOC dan anti-Pakubuwana II. 

Puncak dari kekacauan politik itu, ibu kota Mataram di istana Kartasura takluk. Dinding istana jebol. Pakubuwana II dan sekutunya dari Belanda, Kapten Johan Andriess Baron Van Honderdorff, lari tunggang langgang. Van Handerdorff adalah tentara Belanda yang diutus ke istana Kartasura untuk bernegosiasi dengan Pakubuwana beberapa waktu sebelum kejatuhan Kartasura.

Mereka lari ke arah timur, bersembunyi dari kejaran pasukan koalisi Jawa-China, tepatnya di wilayah Panaraga. Ricklefs mencatat nasib Pakubuwana semakin terkatung-katung.  Apalagi dia ditinggal Van Handerdorf lari ke wilayah pesisir. Meski demikian, Pakubuwana II yang terusir dari istana, tetap meminta bantuan dari Belanda untuk mengembalikan tahtanya.

Ricklefs (2002) dalam buku Yogyakarta di Bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792: Sejarah Pembagian Jawa menulis bahwa Pakubuwana II menjanjikan kepada kompeni, untuk menentukan pejabat dan menguasai wilayah pesisir. Sejarawan De Graaf, yang juga telah banyak menulis sejarah tentang pasang surut Kraton Mataram, menggambarkan bahwa tawaran dari Pakubuwana II itu “terdengar bagaikan musik bagi telinga Batavia.”

Tawaran itu merupakan awal dari tercabik-cabiknya kedaulatan Mataram. Kompeni tentu menyambut dengan tangan terbuka permintaan Pakubuwana II. Mereka kemudian membantu Pakubuwana mengembalikan tahtanya. Pasukan koalisi Jawa-China berhasil ditumpas. Para pemimpinnya kemudian diasingkan, ada yang dibuang ke Sri Lanka. VOC mulai bercokol ke wilayah Pesisir dan memangun sejumlah pusat komunitas di sana.

Sementara itu, Pakubuwana II kemudian memindahkan ibu kota kerajaan ke wilayah Desa Sala. Namanya Surakarta. Meski demikian, perjanjian antara Pakubuwana II dan Kompeni, memicu polemik panjang. Tokoh-tokoh seperti Raden Mas Said, putra Pangeran Mangkunegara yang dibuang, masih mengobarkan perlawanan dan menguasai wilayah Sukowati.

Di sisi lain, Pangeran Mangkubumi muncul. Dia tidak puas dengan penyerahan wilayah pesisir ke Kompeni. Namun dia menjadi sosok yang tampil ketika Pakubuwana II menggelar sayembara untuk mengalahkan Raden Mas Said. Mangkubumi berhasil mengusir tentara Raden Mas Said dari wilayah Sukowati. Dia menuntut hadiah.

Sayangnya hal itu tidak dipenuhi. Mangkubumi kemudian mengadakan perlawanan. Perang Suksesi Jawa yang ke 3  pecah. Perang inilah yang kemudian memecah Jawa menjadi dua pada tahun 1755. Kasultanan Yogyakarta yang dikuasai oleh Mangkubumi. Dia mengambil gelar Sultan Hamengkubuwana I. Sementara wilayah yang dikuasai Pakubuwana II, disebut sebagai Kasunanan Surakarta.

Pakubuwana II sendiri wafat pada tahun 1949 atau beberapa tahun sebelum Mataram pecah menjadi dua. Namun mangkatnya Pakubuwana II meninggalkan wilayah Mataram tercerai berai. Wilayah kerajaan menyusut. Ada yang bilang bahwa dia menyerahkan kedaulatan Mataram ke Kompeni. Terlepas mana yang benar. Jawa sejak Pakubuwana II kehilangan tahta telah kehilangan wilayah pesisir yang sangat strategis.

“Pendudukan Belanda atas pasisir berarti bahwa setelah 1746 sejarah keraton Jawa hanya menjadi daerah-daerah pedalaman Jawa Tengah. Maka cakrawala para elite kraton mulai semakin menciut,” tukas Ricklefs.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper