Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas muncul pada hari Rabu (16/1) setelah mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS untuk menghentikan perang yang dimulai dengan serangan mematikan Hamas terhadap Israel dan menyaksikan pasukan Israel membunuh puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan Gaza.
Kesepakatan itu menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap. Puluhan sandera yang ditawan Hamas akan dibebaskan sebagai ganti ratusan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.
Ini membuka jalan bagi lonjakan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, tempat mayoritas penduduk telah mengungsi, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kedinginan. Deretan truk bantuan berjejer di kota perbatasan Mesir, El-Arish, menunggu untuk menyeberang ke Gaza, setelah perbatasan dibuka kembali.
Perdamaian juga dapat memberikan manfaat yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk mengakhiri gangguan terhadap perdagangan global dari gerakan Houthi Yaman yang berpihak pada Iran yang telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Pemimpin gerakan tersebut, Abdul Malik al-Houthi, mengatakan kelompoknya akan memantau gencatan senjata dan melanjutkan serangan jika gencatan senjata dilanggar.