Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) memastikan bahwa gencatan senjata di jalur Gaza antara Israel dan Hamas akan dimulai sesuai rencana, yakni pada Minggu (19/1/2025).
Dikutip melalui Reuters, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan bahwa gencatan senjata Jalur Gaza harus dimulai sesuai rencana, meskipun para negosiator perlu menyelesaikan sejumlah masalah yang belum terselesaikan.
Salah satunya, Israel yang menunda pertemuan kabinet untuk meratifikasi gencatan senjata dengan Hamas. Penyelesaian ini diperlukan agar pemungutan suara dapat dilakukan pada Jumat (17/1) atau bahkan Sabtu (18/1).
"Tidak mengherankan bahwa dalam proses dan negosiasi yang penuh tantangan dan ketegangan ini, Anda mungkin mendapatkan jalan buntu. Kami sedang menyelesaikan jalan buntu itu saat kita berbicara," kata Blinken dalam konferensi pers di Washington dikutip Jumat (17/1/2025).
Mengingat, Israel menyalahkan kelompok militan tersebut atas penundaan tersebut, bahkan ketika pesawat tempur Israel menggempur Gaza dalam beberapa serangan paling intens selama berbulan-bulan.
Pihak berwenang Palestina mengatakan sedikitnya 86 orang tewas pada hari itu sejak gencatan senjata diumumkan pada Rabu (16/1/2025).
Baca Juga
Pejabat senior Hamas Izzat el-Reshiq mengatakan kelompok itu tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata, yang dijadwalkan berlaku mulai Minggu (19/1) untuk menghentikan pertumpahan darah selama 15 bulan itu.
Saat ini, satu-satunya perselisihan yang tersisa adalah mengenai identitas beberapa tahanan yang ingin dibebaskan Hamas. Utusan Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump berada di Doha dengan mediator Mesir dan Qatar yang bekerja untuk menyelesaikannya.
Sementara itu, di Gaza, kegembiraan atas gencatan senjata berubah menjadi kesedihan dan kemarahan atas pemboman yang makin intensif setelah pengumuman tersebut.
Bahkan, suara Tamer Abu Shaaban bergetar saat dia berdiri di samping tubuh mungil keponakannya yang masih muda yang dibungkus kain kafan putih di lantai keramik kamar mayat Kota Gaza. Dia terkena pecahan peluru dari rudal saat bermain di halaman sekolah tempat keluarga itu berlindung, katanya.
"Apakah ini gencatan senjata yang mereka bicarakan? Apa yang dilakukan gadis muda ini, anak ini, hingga pantas menerima ini? Apa yang dia lakukan hingga pantas menerima ini? Apakah dia memerangimu, Israel?" tanyanya.