Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah tim penyelidik Amerika Serikat (AS) termasuk perwakilan dari Boeing pada Selasa (31/12/2024) memeriksa lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air.
Di sisi lain, pihak berwenang juga saat ini sedang melakukan inspeksi keselamatan pada semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan negara tersebut.
Pemeriksaan awal memperlihatkan bahwa kecelakaan disebabkan karena masalah mesin. Di mana pilot menerima peringatan serangan burung dari pusat kendali darat dan juga mengeluarkan sinyal bahaya.
Namun banyak ahli mengatakan masalah roda pendaratan kemungkinan besar menjadi penyebab utama kecelakaan itu.
Kemudian pemerintah Korea Selatan telah meluncurkan inspeksi keselamatan pada 101 Boeing 737-800 di negara tersebut.
Kementerian Perhubungan mengatakan pihak berwenang sedang memeriksa catatan pemeliharaan dan pengoperasian selama lima hari pemeriksaan keselamatan yang akan dijalankan hingga Jumat.
Baca Juga
Di sisi lain, pihak berwenang Korea Selatan menyebut hilangnya komponen penting dalam perangkat perekam data penerbangan atau flight data recorder pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan pekan lalu.
Hilangnya komponen penting black box itu berpotensi menunda penyelidikan penyebab kecelakaan yang menewaskan 179 orang tersebut.
Mengutip Bloomberg pada Selasa (31/2024), flight data recorder (FDR), yang melacak parameter pesawat seperti ketinggian dan kecepatan Udara adalah salah satu dari dua kotak hitam (black box) yang diambil oleh penyelidik Korea dari reruntuhan pesawat Jeju Air Co. yang meledak di Bandara Internasional Muan beberapa waktu lalu.
Pejabat senior Kementerian Transportasi Korea Selatan menyebut FDR kehilangan konektor yang menghubungkan unit penyimpanan data ke unit penyimpanan daya.
“Seorang ahli terus mencari cara untuk memulihkan data di dalam perekam,” kata Wakil Menteri Penerbangan Sipil Joo Jong-wan dalam sebuah pengarahan.
Joo melanjutkan Kementerian Transportasi Korea Selatan akan mencoba menyelesaikan masalah tersebut secepat mungkin. Namun, demikian, dia tidak menjelaskan berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Pihak berwenang mengamankan bukti lain, yang disebut perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR), yang merekam transmisi radio dan suara pilot, serta suara mesin.
Joo menuturkan kedua perangkat tersebut akan diperiksa oleh kelompok investigasi gabungan mulai Selasa, yang terdiri dari otoritas penerbangan AS dan pejabat dari Boeing Co., produsen pesawat 737-800.
Para penyelidik memiliki alasan untuk meyakini bahwa tabrakan burung mungkin telah menyebabkan kecelakaan tersebut berdasarkan komunikasi antara menara kontrol bandara dan pilot sebelum kecelakaan.
Menara kontrol mengeluarkan peringatan tabrakan burung dua menit sebelum pilot mengumumkan panggilan darurat mayday. Tak lama kemudian, pesawat menabrak tembok di ujung landasan pacu dan meledak.
Pihak berwenang Korea mewawancarai dua pejabat yang bekerja di menara kontrol saat itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Mereka juga menyelidiki mengapa roda pendaratan tidak berfungsi saat pesawat mendekati tanah dan apakah localizer — instrumen untuk memandu pendaratan pesawat — memiliki relevansi dengan kecelakaan tersebut.