Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan dirinya dan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, akan memimpin sebuah konferensi tentang pembentukan negara Palestina pada Juni 2025.
"Kami telah memutuskan untuk menjadi ketua bersama sebuah konferensi untuk kedua negara [Israel dan Palestina] pada bulan Juni tahun depan. Dalam beberapa bulan mendatang, bersama-sama kita akan memperbanyak dan menggabungkan inisiatif diplomatik kita untuk membawa semua orang di sepanjang jalan ini," kata Macron dikutip dari Le Monde pada Rabu (4/12/2024).
"Kami ingin melibatkan beberapa mitra dan sekutu lainnya, baik Eropa maupun non-Eropa, yang siap bergerak ke arah ini tetapi masih menunggu [sikap] Prancis," imbuhnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai apakah Prancis akan mengakui negara Palestina, dia mengatakan bahwa akan melakukannya "pada saat yang tepat" dan pada saat "ketika hal itu memicu gerakan pengakuan timbal balik."
Macron menjelaskan bahwa ada tujuan simultan untuk memicu gerakan pengakuan yang mendukung Israel, yang menurutnya dapat memberikan jawaban dalam hal keamanan bagi Israel dan meyakinkan orang-orang bahwa solusi dua negara adalah solusi yang relevan bagi Israel.
Arab Saudi tampak hampir mencapai kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sebelum Hamas pada 7 Oktober 2023, yang telah memicu perang selama hampir 14 bulan di Gaza.
Baca Juga
Namun, Riyadh telah mengindikasikan bahwa mereka tidak mau bergerak maju sementara Israel melanjutkan operasinya di Gaza, dengan memperkeras posisinya dalam beberapa bulan terakhir. Arab Saudi juga mengatakan bahwa mereka tidak akan mengakui Israel tanpa negara Palestina yang merdeka.
Sementara itu, dikutip dari The Japan Times, Pengumuman Macron muncul saat Majelis Umum PBB akan memberikan suara pada hari yang sama juga untuk menyelenggarakan konferensi internasional pada bulan Juni yang bertujuan untuk memajukan solusi dua negara sebagai bagian dari tinjauan tahunannya atas masalah Palestina.
Seruan untuk solusi dua negara, berdasarkan negara Palestina yang didirikan bersama Israel, telah berkembang sejak pecahnya perang di Gaza.
Pada bulan September, Spanyol menjadi tuan rumah pertemuan pejabat dan menteri Eropa dari negara-negara Muslim termasuk Arab Saudi, setelah Madrid, bersama Irlandia dan Norwegia, secara resmi mengakui negara Palestina yang terdiri dari Jalur Gaza dan Tepi Barat pada awal tahun ini.