Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah menyiapkan angkutan udara bagi para warga negaranya yang ingin kembali ke Israel dari negara-negara lain, setelah terjadinya insiden kekerasan di Amsterdam, Belanda, Jumat (8/11/2024).
Dilansir dari laman resmi Kantor PM Israel, Netanyahu telah memerintahkan Menteri Transportasi Miri Regev untuk mengerahkan pesawat untuk membawa kembali warga negara (WN) Israel yang ingin pulang dari berbagai negara.
"Atas arahan saya, Menteri Perhubungan Miri Regev mengirimkan pesawat yang membawa pulang semua warga Israel yang ingin kembali ke Israel, lebih dari 2.000 orang, dikutip dari siaran resmi Kantor PM Israel.
Netanyahu mengatakan bahwa terdapat suatu garis yang menghubungkan dua insiden kekerasan berbeda terhadap warga Israel belakangan ini di Belanda. Dua 'kekerasan' itu yakni serangan hukum terhadap Negara Israel oleh Pengadilan Hague atau Mahkamah Internasional, serta serangan kekerasan di Amsterdam Jumat lalu.
Menurut politisi itu, dua kasus tersebut menunjukkan sikap antisemitik yang berbahaya. Tujuannya, lanjut Netanyahu adalah untuk menolak negara mereka dan hak untuk membela diri hingga kehidupan.
Netanyahu lalu menyinggung Israel baru saja merayakan Kristallnacht, yang terjadi di Eropa 68 tahun lalu. Dia menilai kekerasan terhadap kaum Yahudi kembali dialami seperti halnya serangan terhadap WN Israel di jalanan Amsterdam beberapa malam lalu.
Baca Juga
"Namun ada perbedaan besar antara malam itu dan saat ini: Sekarang kita memiliki negara, pemerintah dan angkatan bersenjata. Kita memiliki kemampuan, kesiapan dan kemauan untuk membela diri sendiri," ujarnya.
Adapun selain mengerahkan transportasi udara, Netanyahu telah menghubungi Perdana Menteri Belanda. Menurutnya, PM Belanda merasa malu atas serangan yang dialami WN Israel. Pemerintah Belanda pun diminta untuk menindak para pelaku kekerasan sesuai dengan hukum yang berlaku, sekaligus melindungi komunitas Yahudi di negara tersebut.
Dia juga telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Gideon Saar serta Ketua Parlemen Israel Amir Ohana untuk bertolak ke Belanda.
SINGGUNG IRAN
Dalam keterangan yang sama, Netanyahu turut menyinggung Iran sebagai musuh bersama. Dia bahkan mengeklaim telah menghubungi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas kesamaan sikap keduanya.
"Kami sependapat dengan ancaman Iran di segala aspek, dan bahaya yang mereka cerminkan. Kami juga melihat kesempatan besar yang dihadapi Israel di area perdamaian, dan perluasannya di area-area lain," paparnya.
Di sisi lain, pemerintah Israel melihat bahwa serangan yang dialami WN Israel di antara malam tanggal 7 dan 8 November itu dilakukan oleh perusuh Pro-Palestina. Mereka menuding serangan terhadap fans sepak bola Israel di Amsterdam itu terkoordinasi.
Israel menduga adanya rencana penyerangan terhadap warganya di beberapa negara di Eropa, seperti di Belgia, Inggris, Belanda hingga Prancis.
Oleh sebab itu, Dewan Keamanan Nasional telah merekomendasikan kepada WN Israel untuk melakukan sejumlah langkah. Pertama, menghindari acara olahraga atau kebudayaan Israel, terutama pertandingan sepak bola di Paris 14 November mendatang.
Kedua, menjauh dari unjuk rasa atau protes dalam bentuk apapun.
Ketiga, memberitahukan petugas keamanan seketika ada kekerasan, ancaman atau serangan.
Keempat, berhati-hati dalam menyembunyikan identitas sebagai WN Israel atau Yahudi.
Kelima, mengecek destinasi tujuan bepergian utamanya apabila diketahui terdapat demo, kerusuhan atau banyak imigran dari negara yang tidak ramah terhadap Israel.
Dilansir Reuters, Wali Kota Amsterdam Femke Halsema menyebut pendukung klub sepak bola Maccabi Tel Aviv mengalami penyerangan oleh sejumlah kelompok warga setelah pertandingan dengan klub Ajax, Jumat lalu.
Terdapat lima korban yang harus mendapatkan perawatan kesehatan, serta polisi telah mengamankan 63 orang ditahan sebagai tersangka.