Bisnis.com, JAKARTA – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump melobi Presiden Rusia Vladimir Putin agar dapat menurunkan ekskalasi atau tidak meningkatkan intensitas perang di Ukraina.
Melansir Reuters, pada Minggu (10/11) Presiden Joe Biden pun kian mendesak Trump agar tidak tutup mata dengan keadaan di Kyiv, Ukraina.
Permintaan itu pun disambut dengan pembicaraan antara Trump dan Putin pada Kamis (7/11). Bahkan, Trump juga membuka diskusi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sehari sebelum berbicara dengan Putin, yaitu pada Rabu (6/11).
Meski begitu, Trump pun mengkritik skala dukungan militer dan keuangan AS untuk Kyiv, Ukraina yang berjalan begitu masif. Imbasnya, rival Kamala Harris di Pemilu AS 2024 itu bersumpah untuk mengakhiri perang dengan cepat, meskipun tanpa mengatakan bagaimana caranya.
Direktur komunikasi Trump Steven Cheung pun menekankan bahwa tidak diberitahu sebelumnya tentang panggilan telepon antara Trump dan Putin dan selanjutnya tidak dapat mendukung atau menolaknya.
"Kami tidak mengomentari panggilan pribadi antara Presiden Trump dan para pemimpin dunia lainnya," kata Steven Cheung dikutip melalui Reuters, Senin (11/11/2024).
Baca Juga
Donald Trump dari Partai Republik akan menjabat pada 20 Januari 2025 setelah mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilihan presiden 5 November 2024 lalu.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengamini bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu dengan Presiden terpilih Donald Trump pada Rabu (13/11/2024) waktu setempat di Gedung Putih.
Mengutip Reuters, hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Gedung Putih pada Sabtu (9/11). Pertemuan tersebut atas undangan Biden sendiri.
"Atas undangan Presiden Biden, Presiden Biden dan Presiden terpilih Trump akan bertemu di Ruang Oval pada hari Rabu," katanya.
Dia menyebutkan bahwa pesan utama Biden adalah komitmennya untuk memastikan pemindahan kekuasaan secara damai, dan Biden juga akan berbicara dengan Trump tentang apa yang terjadi di Eropa, di Asia, dan Timur Tengah.
"Presiden Biden akan memiliki kesempatan selama 70 hari ke depan untuk menyampaikan pendapatnya kepada Kongres dan pemerintahan yang akan datang bahwa Amerika Serikat tidak boleh meninggalkan Ukraina, bahwa meninggalkan Ukraina berarti lebih banyak ketidakstabilan di Eropa," kata Sullivan.
Sekadar informasi, selama ini Amerika Serikat telah memberikan bantuan militer dan ekonomi senilai puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak negara itu diserbu Rusia pada Februari 2022, pendanaan yang berulang kali dikritik dan ditentang Trump bersama anggota parlemen Republik lainnya.