Bisnis.com, JAKARTA - Rudal balistik antarbenua atau Intercontinental Ballistic Missiles (ICBM) yang ditembakkan Korea Utara minggu ini mencapai rekor penerbangan yang mengangumkan.
Bahkan, rekor ini berpotensi memungkinkan pemimpin Kim Jong Un memuat hulu ledak yang lebih berat dan membantunya melancarkan serangan nuklir ke daratan AS.
Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Jumat (1/11/2024) menunjukkan rudal tersebut tampak seperti peluncur bergerak dengan 11 poros.
Peluncuran ICBM Korea Utara sebelumnya pada bulan Desember melibatkan truk 9 gandar.
Dalam berita sehari setelah peluncuran rudal jarak jauh, Kantor Berita Pusat Korea menggambarkannya sebagai rudal baru, Hwasong-19. Rudal tersebut merupakan ICBM “versi pamungkas” yang akan digunakan oleh kekuatan strategis militernya.
Kim mengatakan uji coba tersebut menunjukkan “kemampuan serangan nuklir strategis yang tiada taranya di hadapan dunia.”
Baca Juga
Menjelang pemilihan presiden AS, penolakan Kim terjadi ketika langkah mengejutkannya mengirim pasukan ke Rusia untuk mendukung perang Moskow terhadap Ukraina telah mengguncang Korea Selatan dan mitra-mitranya.
Mereka mengatakan tindakan Kim menandai peningkatan berbahaya dalam konflik yang telah berlangsung selama dua setengah tahun tersebut.
Rudal tersebut ditembakkan dengan sudut tinggi dari daerah dekat Pyongyang pada Kamis pagi, terbang sekitar 1.000 kilometer (620 mil) ke perairan lepas pantai timurnya, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Korea Utara mengatakan rudal tersebut mencapai ketinggian 7.687,5 kilometer setelah terbang selama sekitar 86 menit, rekor penerbangan terpanjang untuk rudal yang ditembakkan oleh Korea Utara.
Kim Dong-yub, seorang professor di University of North Korean Studies menuturkan, rudal tersebut tampaknya telah dikembangkan untuk membawa banyak hulu ledak karena desain ujung rudal yang bulat.
“Apakah hulu ledak benar-benar dapat mencapai sasaran yang diinginkan adalah pertanyaan yang berbeda. Tapi setidaknya mereka mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan sistem penyampaiannya,” kata Kim dikutip dari Bloomberg, Jumat (1/11/2024).
Korea Selatan sebelumnya mengatakan peluncuran tersebut mungkin memamerkan ICBM berbahan bakar padat baru.
Rudal-rudal tersebut memiliki propelan yang dimasukkan ke dalam roket yang memungkinkannya diluncurkan dan ditembakkan dalam hitungan menit, sehingga memberi AS lebih sedikit waktu untuk mempersiapkan intersepsi.
Tantangannya menjadi lebih besar jika rudal tersebut membawa lebih dari satu hulu ledak.
Namun, masih belum jelas apakah ICBM negara tersebut dapat menghindari sistem anti-rudal yang digunakan di AS. Juga tidak diketahui apakah hulu ledak tersebut dapat bertahan saat masuk kembali ke atmosfer.
AS dan sekutunya berupaya mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim untuk mengerahkan tentara Korea Utara ke garis depan perang di Ukraina.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pada hari Kamis dalam konferensi pers bersama dengan rekan-rekan mereka dari Korea Selatan bahwa sekitar 8.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk Rusia.
Nantinya, mereka diperkirakan akan segera terlibat dalam apa yang disebut Blinken sebagai operasi garis depan.