Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Minta Israel dan Iran Berhenti Saling Serang

Pejabat pemerintahan AS mengatakan akan mendukung Israel apabila Iran melakukan serangan balasan.
Sistem anti-rudal beroperasi pada 14 April 2024 setelah Iran meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel./Reuters
Sistem anti-rudal beroperasi pada 14 April 2024 setelah Iran meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Pejabat senior pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberi tanggapan terhadap serangan terbaru Israel ke Iran pada Sabtu (25/10/2024).

Dilansir Reuters, pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan, serangan Israel terhadap lokasi militer di Iran sebagai respons yang terarah dan proporsional terhadap serangan Teheran sebelumnya, dengan risiko rendah terhadap warga sipil.

Pejabat tersebut juga mengatakan, ini seharusnya menjadi akhir dari baku tembak langsung antara kedua negara, serta menambahkan bahwa AS memiliki beberapa saluran komunikasi langsung dan tidak langsung dengan Iran yang telah memperjelas posisinya.

"Jika Iran memilih untuk menanggapi, kami sepenuhnya siap untuk membela Israel dan mendukung Israel dan akan ada konsekuensi jika Iran membuat keputusan yang tidak menguntungkan itu," kata pejabat itu. 

"Namun sejauh yang kami ketahui, pertukaran langsung ini, seharusnya ini menjadi akhir dari semuanya," lanjutnya.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap agresi Iran. 

"Saya juga tegaskan bahwa kita perlu menghindari eskalasi regional lebih lanjut dan mendesak semua pihak untuk menahan diri. Iran seharusnya tidak menanggapi," tambahnya.

Kerajaan Arab Saudi seperti dikabarkan kantor berita resmi negara, mengecam keras tindakan militer yang menargetkan Republik Islam Iran, yang merupakan pelanggaran kedaulatan dan hukum serta norma internasional.

Kerajaan menegaskan pendiriannya tetap teguh dalam penolakannya terhadap eskalasi yang terus berlanjut di kawasan Timur Tengah dan perluasan konflik yang mengancam keamanan dan stabilitas negara serta masyarakat di kawasan tersebut.

"Kerajaan juga mendesak semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya dan mengurangi eskalasi."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper