Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Mendikti Baru era Prabowo, Satryo Soemantri Brodjonegoro

Prabowo Subianto resmi menunjuk dan melantik akademisi Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi periode 2024-2029.
Akademisi Satryo Soemantri Brodjonegoro tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Akademisi Satryo Soemantri Brodjonegoro tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Prabowo Subianto resmi menunjuk dan melantik akademisi Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi periode 2024—2029, Senin (21/10/2024).

Satryo sebelumnya adalah Ketua sekaligus Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). Nama Satryo umum dikenal sebagai seorang akademisi dan praktisi di bidang mechanical engineering dan manajemen pendidikan.

Perhatiannya di bidang pendidikan turun temurun dari sang Ayah, yakni Soemantri Brodjonegoro yang juga pernah menduduki kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1973 dan Rektor Universitas Indonesia (1964—1973).

Satryo memiliki pengalaman yang luas di bidang pendidikan tinggi, yaitu dalam hal reformasi dan pembaharuan untuk peningkatan mutu agar mampu berdaya saing.

Pada 1992, dia dipilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB saat mengawali implementasi dari proses self-evaluation pada jurusan tersebut. Belakangan, proses ini diadopsi oleh ITB dan Kementerian Pendidikan.

Satryo memperoleh gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Amerika Serikat dan kemudian bergabung dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kiprahnya di pemerintahan pun bukan kali pertama. Ilmuwan yang telah mengeluarkan lebih dari 99 publikasi tersebut pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1999—2007.

Melansir dari laman resmi AIPI, pada masa kepemimpinannya, Satryo mengalami banyak rintangan di dunia pendidikan. Salah satu ujian terberat yang dihadapi adalah tingkat kualitas lulusan perguruan tinggi di dalam dunia kerja. Lulusan perguruan tinggi Indonesia dinilai kurang kompeten.

Hal ini diperburuk oleh kenyataan bahwa banyak putra putri Indonesia yang bersekolah di luar negeri dan bahkan mengabdikan dirinya di luar negeri pula. Keadaan ini membuat kualitas sumber daya manusia di mata internasional juga tidak begitu baik.

Banyak negara di luar sana yang menilai bahwa Indonesia mempunyai kualitas tenaga kerja di bawah rata-rata. Bahkan generasi muda Indonesia sendiripun memandang negaranya sebelah mata.

Mereka lebih memilih bekerja untuk negara lain karena mereka menilai bahwa negara lain lebih menghargai kemampuan mereka dengan harga yang lebih tinggi. Hal inilah yang coba diperbaiki oleh Satryo selaku Dirjen Dikti Indonesia.

Dirinya juga aktif sebagai dosen tamu di bidang teknis mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang dan ITB.

Dalam acara pelantikan menteri dan pejabat setingkat menteri hari ini di Istana Kepresidenan, Jakarta, Satryo terpantau hadir mengenakan jas lengkap dengan dasi biru muda dan kopiah hitam. 

Terdapat 54 anggota Kabinet Merah Putih yang hari ini membacakan sumpah jabatan untuk masa bakti lima tahun ke depan.

"Bersediakah saudara-saudara untuk diambil sumpah janji menurut agama masing-masing?" tanya Prabowo kepada menteri dan pejabat setara menteri.

"Bersedia." ujar mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper