Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara Kembali menembakkan sedikitnya dua rudal balistik, sebagai serangan kedua bulan ini, sejalan dengan upaya Kim Jong-Un mengintensifkan ancaman untuk memperluas program senjata nuklirnya.
Dilansir Bloomberg, Rabu (18/9/2024) rudal tersebut diluncurkan Rabu pagi. Seorang penjaga Pantai Jepang menyebutkan kemungkinan rudal tersebut telah jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Sementara, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan terdapat beberapa rudal balistik jarak pendek yang diduga ditembakkan ke perairan di lepas pantai timur Korea Utara.
Informasi lebih lanjut tentang peluncuran tersebut belum tersedia saat ini. Biasanya, Pemerintah Korea Utara tidak mengomentari uji coba rudalnya hingga hari berikutnya.
Adapun, peluncuran rudal tersebut dilakukan setelah Korea Utara mengirim menteri luar negerinya ke Rusia pada minggu ini. Sebagaimana diketahui, Rusia merupakan pendukung utama Korea Utara.
Menteri Luar Negeri Korut itu tercatat melakukan perjalanan keduanya dalam waktu kurang dari setahun. Pyongyang juga bersiap untuk pertemuan parlemen yang kemungkinan akan menyetujui langkah-langkah yang meningkatkan ketegangan dengan Korea Selatan.
Sementara, pihak Korea Selatan dan AS menuduh Kim Jong-Un mengirim jutaan peluru artileri dan sejumlah rudal balistik ke Rusia untuk membantu Kremlin dalam perangnya di Ukraina.
Baca Juga
Uji coba senjata terbaru oleh pemerintahan Kim Jong-Un kemungkinan merupakan ajang pertunjukan bagi Presiden Vladimir Putin tentang persenjataan yang dapat digunakannya dalam serangannya terhadap Ukraina, kata pejabat di Seoul.
Sebagai imbalan atas senjata tersebut, Rusia telah mengirimkan bantuan untuk menopang ekonomi Korea Utara dan membantu memajukan program persenjataannya, kata pejabat Korsel dan AS.
Pihak Korut dan Rusia diketahui membantah tuduhan tersebut meskipun ada banyak bukti yang menunjukkan adanya transfer senjata.
Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya hampir seminggu yang lalu. Negara itu merilis gambar peluncuran tersebut dan rudal tersebut tampak mirip dengan roket yang menurut para ahli senjata digunakan oleh Kremlin untuk menyerang Ukraina.
Kepala intelijen militer Ukraina mengatakan pasokan amunisi Korea Utara ke Moskow telah menyebabkan masalah besar bagi pertahanan negaranya, karena invasi skala penuh Rusia telah memasuki tahun ketiga.