Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden AS, Donald Trump, dilaporkan kembali mengalami cobaan pembunuhan.
Dilansir dari Irish Examiner, updaya pembunuhan tersebut terjadi ketika ia bermain golf di salah satu resor miliknya di Florida.
Agen Dinas Rahasia AS melepaskan tembakan pada Minggu sore terhadap seorang pria yang terlihat mengarahkan senapan model AK melalui pagar sambil bersembunyi di semak-semak saat Trump bermain golf di klubnya di West Palm Beach.
Juru bicara Dinas Rahasia Anthony Guglielmi mengatakan dalam sebuah posting media sosial bahwa agensi tersebut sekarang bekerja sama erat dengan FBI, Kantor Sheriff Palm Beach County, dan penegak hukum lainnya untuk menyelidiki apa yang terjadi.
Nantinya, Donald Trump akan diberitahu Dinas Rahasia Ronald Rowe tentang penyelidikan tersebut.
Update
Perwakilan New York dan sekutu dekat mantan presiden, Elise Stefanik, mempertanyakan bagaimana Trump bisa mengalami percobaan pembunuhan untuk kali kedua.
Baca Juga
"Namun, kita harus bertanya pada diri sendiri bagaimana seorang pembunuh bisa diizinkan mendekati Presiden Trump lagi?" tanyanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, gubernur Florida Ron DeSantis mengatakan negaranya akan melakukan penyelidikan sendiri.
"Masyarakat berhak mengetahui kebenaran tentang calon pembunuh itu dan bagaimana dia bisa mendekati mantan presiden dan calon presiden dari Partai Republik saat ini dalam jarak 500 yard," tulisnya dalam sebuah unggahan di media sosial.
Perwakilan Demokrat Ro Khanna juga menyuarakan pesan serupa.
“Dua upaya pembunuhan dalam 60 hari terhadap mantan Presiden dan calon dari Partai Republik tidak dapat diterima,” tulisnya.
Trump juga menjadi sasaran percobaan pembunuhan pada bulan Juli ketika telinganya tergores peluru pada rapat umum pemilihan di Pennsylvania.
Seorang pria bersenjata berhasil masuk ke atap yang tidak dijaga ketat dan melepaskan serangkaian peluru ke arah calon dari Partai Republik tersebut, menewaskan salah satu pendukung Trump dan melukai dua lainnya.
Dugaan pelaku
Beberapa media, seperti CNN, Fox News, dan The New York Times mengidentifikasi tersangka sebagai Ryan Wesley Routh, 58, dari Hawaii, mengutip pejabat penegak hukum yang tidak disebutkan namanya.
Terkait informasi ini, FBI menolak berkomentar. Reuters menemukan profil di X, Facebook, dan LinkedIn untuk Ryan Routh yang merupakan pria yang diidentifikasi sebagai tersangka oleh organisasi berita tersebut.
Tiga akun yang memuat nama Routh menunjukkan bahwa dia adalah pendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Dalam beberapa unggahan, dia tampak berusaha membantu merekrut tentara untuk upaya perang Ukraina.