Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Ragu Negara Muslim Mau Ikuti Erdogan Bentuk Aliansi Lawan Israel

Pakar Politik Turki menilai ajakan Erdogan untuk membentuk alisansi melawan Israel tak mungkin terjadi.
Aksi protes di depan Kedutaan Besar Israel di Turki pada 18 Oktober 2023 untuk memprotes serangan udara Israel di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza ketika serangan Israel terus berlanjut./Reuters/Anadolu
Aksi protes di depan Kedutaan Besar Israel di Turki pada 18 Oktober 2023 untuk memprotes serangan udara Israel di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza ketika serangan Israel terus berlanjut./Reuters/Anadolu

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar politik Turki memberikan komentarnya mengenai seruan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk membentuk alisansi negara-negara muslim melawan Israel.

Menurutnya, seruan Erdogan untuk membentuk aliansi melawan Israel kemungkinan besar tak akan terjadi.

Pakar politik Turki Dr. Hay Eytan Cohen Yanarocak menampik kemungkinan pembentukan aliansi untuk melawan Israel.

Yanarocak, lahir dan besar di Turki, adalah pakar politik Turki, hubungan Turki-Israel, dan peneliti di Pusat Studi Timur Tengah dan Afrika Dayan di Universitas Tel Aviv.

“Selama beberapa tahun, Erdogan telah menekankan pentingnya Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Bukan rahasia lagi jika mereka ingin membuat organisasi ini lebih berpengaruh. Visi mereka terutama berfokus pada pengambilan keputusan bersama oleh seluruh dunia Muslim, yang bertujuan untuk melaksanakan agenda bersama. Tentu saja, Erdogan secara konsisten menjadikan Gaza sebagai isu yang harus diatasi. Ini sama sekali tidak mengejutkan saya," kata Yanarocak, dikutip dari The Jerussalem Post, Senin (9/9/2024).

Dr Yanarocak melanjutkan bahwa negara-negara muslim belum bisa bersatu karena memiliki kepentingan yang berbeda.

“Dengan segala hormat, dan tentu ada rasa hormat, ada perpecahan yang sangat mendalam di dunia Muslim. Kita tahu betul bahwa OKI biasanya mengambil keputusan simbolis, dan setiap negara Muslim mempunyai kepentingan berbeda. Misalnya, Arab Saudi dan UEA memiliki kepentingan yang berbeda dengan Iran atau Pakistan. Turki juga memiliki kebijakan luar negerinya sendiri dan ingin menggunakan OKI untuk meningkatkan tekanan politik yang diinginkannya. Saya rasa hal ini tidak mungkin dilakukan karena negara-negara Muslim tidak memandang segala sesuatunya dari sudut pandang yang sama,” lanjutnya.

Kemudian untuk kasus aktivis HAM Amerika-Turki yang dibunuh di Nablus, Yanarocak mengatakan insiden tersebut dimanfaatkan Turki untuk menambah bahan bakar melawan Israel.

“Penembakan terhadap warga sipil Turki di Nablus adalah hal yang penting karena dia mempunyai kewarganegaraan Amerika, dan dia lahir di Turki, jadi dia juga bahasa Turki. Erdogan menggunakan insiden ini dalam pidatonya untuk menentang IDF. Itu hanya menambah bahan bakar untuk api,” ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Turki mengajak negara-negara Islam untuk Bersatu membentuk alisansi melawan kekejaman Israel.

“Satu-satunya langkah yang akan menghentikan arogansi Israel, bandit Israel, dan terorisme negara Israel adalah aliansi negara-negara Islam,” kata Erdogan pada acara asosiasi sekolah Islam di dekat Istanbul, dikutip dari Reuters.

Menurutnya, langkah baru yang diambil Turki untuk meningkatkan hubungan dengan Mesir dan Suriah bertujuan untuk “membentuk garis solidaritas melawan meningkatnya ancaman ekspansionisme,” yang menurutnya kini mengancam Lebanon dan Suriah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper