Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Jokowi mengangkat Taruna Ikrar menjadi kepada BPOM hari ini, Senin (19/8/2024). Simak profil Taruna Ikrar.
Taruna Ikrar adalah dokter dan seorang ilmuwan di bidang farmasi, kesehatan jantung, dan syaraf. Sebelumnya, dia pernah menjabat menjadi spesialis laboratorium (specialist) di departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas California di Irvine.
Pada tahun 2009, Taruna Ikrar menjadi salah satu pemegang paten metode pemetaan otak manusia. Kepala BPOM baru ini lahir pada 15 April 1969 di Makassar.
Pada 2000-2003, Taruna Ikrar menjabat sebagai Wakil Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia. Dia juga pernah menjadi anggota American Cardiology Collage, and Society for Neurosciences, International Heart Research Association, Asia Pacific Hearth Rhythm Association, dan Japanese Cardiologist Association.
Taruna Ikrar tidak hanya aktif berorganisasi, dia juga memiliki hobi menuangkan ide dan gagasan ke dalam tulisan. Naskah yang ditulisnya tersebut dipublikasi dalam beberapa surat kabar daerah hingga nasional.
Pada 2014, Taruna Ikrar mulai mengajar di Departemen Biotechnology dan Neuroscience, Surya University. Dia juga sempat mendapatkan adjunct professor di Department Neurology, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Berdasarkan Keputusan Mendikbudristek Nomor 64672/MPK.A/KP.07.00/2022 tanggal 10 Oktober 2022, Taruna Ikrar disetarakan dalam jabatan akademik dosen sebagai profesor. Penyetaraan sebagai profesor terhitung mulai 1 Juli 2022.
Namun, pada akhir 2023 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mencabut gelar profesor terhadap Taruna Ikrar. Pencabutan tersebut tertuang dalam Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen. Pencabutan gelar profesor Taruna Ikrar ditetapkan pada 30 Agustus 2023.
Pencabutan gelar profesor Taruna Ikrar menjadi kontroversi karena ada temuan fraud dalam penyetaraan guru besarnya.
Jurnal Karya Taruna Ikrar
Salah satu jurnal karya Taruna Ikrar bersama Roy T. Amboro berjudul Applied Neuroleadership in Indonesia (Neuroleadership Terapan di Indonesia) yang diterbitkan di International Journal of Global Community.
Mengutip abstrak Neuroleadership Terapan di Indonesia menyebutkan bahwa hubungan antara otak dan perilaku telah membingungkan para filsuf dan kemajuan teknologi sehingga memungkinkan ilmu saraf berkembang pesat.
Neurosains kognitif organisasi dan neuroleadership merupakan bidang interdisipliner yang baru didirikan yang menggunakan teknik neurosains untuk menjawab pertanyaan tentang perilaku dalam organisasi.
Neuroleadership bertujuan untuk menemukan alat penyaringan bagi pemimpin yang baik, untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan, dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor bawah sadar yang memengaruhi perilaku dengan harapan dapat meningkatkan praktik manajemen dan kepemimpinan.
Demokrasi Indonesia saat ini berada dalam kondisi perkembangan yang positif dan layak untuk diapresiasi. Pendapat ini mengacu pada beberapa realitas politik seperti penyelenggaraan pemilu yang berkembang dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan terakhir di tingkat nasional, yang berlangsung dalam lingkungan yang relatif aman dan terkendali, tanpa menimbulkan gejolak atau kekerasan dan tidak menimbulkan kekacauan.
Demokrasi yang sukses dan pemimpin yang hebat telah membawa Indonesia pada pertumbuhan ekonomi dan telah memberinya sumber daya dan pengaruh untuk menjalankan peran regional dan global yang lebih besar.