Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mendapatkan gelar profesor kehormatan (honorary professorship) dari Tsinghua University, Beijing, China.
Dalam unggahan melalui laman Instagram pribadinya, Luhut menyinggung cerita perjuangan ayahnya dulu hingga hubungan baik antara Indonesia-China yang dijalin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Xi Jinping.
Awalnya, Luhut menceritakan bahwa pemberian gelar kehormatan akademis itu membuatnya teringat dengan cerita tentang sosok ayahnya. Luhut mengatakan bahwa selalu menceritakan sosok ayahnya sebagai mantan sopir bus AKAP kepada anak dan cucunya.
Purnawirawan perwira tinggi TNI itu menyebut, ayahnya juga menjadi orang pertama di Indonesia yang pernah belajar di Cornell University, Amerika Serikat (AS) karena kerja keras dan sikap pantang menyerahnya.
"Sikap tersebut juga yang saya teladani dari mendiang Bapak, menjadi seorang profesional, di mana pun saya bekerja," katanya dikutip dari akun Instagram @luhut.pandjaitan, Kamis (13/6/2024).
zLuhut lalu menceritakan saat pertama kali mendapatkan kabar dari Tsinghua University atas penganugerahan gelar honorary professor kepadanya. Dia menyebut langsung melapor ke Presiden Jokowi. Menurutnya, Kepala Negara berkeinginan agar Luhut menerima gelar tersebut.
Baca Juga
Mantan Menteri Perdagangan dan Perindustrian era Presiden Abdurrahman Wahid itu lalu menyebut telah bertanya ke Tsinghua atas alasan pemberian gelar akademis itu kepadanya. Dia mengklaim alasannya karena dirinya berkontribusi atas terjalinnya persahabatan erat antara kedua negara.
"Mereka berkata bahwa saya berkontribusi atas terjalinnya hubungan persahabatan yang begitu erat antara Indonesia dan Tiongkok [China]. Jawaban yang cukup mengharukan saya kira. Karena hubungan kemitraan dan persahabatan antar kedua negara telah dicontohkan lebih dahulu oleh kedua pemimpin kami, Presiden Joko Widodo dan H.E. Presiden Xi Jinping," tulisnya.
Luhut lalu mengungkap bahwa beberapa kali pernah mendapatkan tawaran sekaligus penghargaan serupa dari beberapa universitas. Akan tetapi, dia mengklaim selalu menolak karena merasa dirinya merupakan lulusan militer yang hanya mengerti tentang mengikuti perintah atasan.
Politisi senior Golkar itu lalu blak-blakan mengaku tidak pernah menyukai pelajaran seperti Matematika, kendati sudah mendapatkan gelar terhormat dari salah satu cabang ilmu pengetahuan. Apalagi, gelar itu datang dari Tsinghua yang disebut berada di peringkat nomor 1 di Asia maupun 12 terbaik di dunia, serta tertua sekaligus termaju dalam pengembangan sains dan teknologi.
Luhut lalu berterima kasih kepada pemerintah China atas rasa persahabatan selama ini, sekaligus kepada civitas academica Tsinghua University. Dia mengibaratkan persahabatan antara kedua negara layaknya batu giok yang semakin mengkilap seiring waktu.
"Amanat ini akan saya dedikasikan sebagai komitmen untuk terus melanjutkan pengabdian kepada bangsa dan negara, dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia yang unggul dan berdaya saing demi mempersiapkan era Indonesia Emas 2045," pungkasnya.