Bisnis.com, JAKARTA - Tim kampanye calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan komunikasi internal atau websitenya telah diretas dan menuding pemerintah Iran sebagai penyebabnya.
Pernyataan tersebut muncul tak lama setelah situs web berita Politico menuturkan mereka mulai menerima email pada Juli 2024 dari sumber anonim yang menawarkan dokumen asli dalam operasi Trump, termasuk laporan “potensi kerentanan” JD Vance, calon wakilnya.
"Dokumen-dokumen ini diperoleh secara ilegal dari sumber-sumber asing yang memusuhi Amerika Serikat, dengan tujuan untuk mengganggu pemilu 2024 dan menimbulkan kekacauan dalam proses Demokratik kami," Jelas juru bicara kampanye Trump, Steven Cheung, dikutip dari Reuters, Minggu (11/8/2024).
Kemudian, tim kampanye Trump merujuk pada laporan Jumat (9/8) dari Microsoft. Para peneliti menuturkan peretas yang terkait dengan pemerintah Iran mencoba membobol akun seorang “pejabat tinggi” dalam kampanye presiden AS pada Juni 2024.
Dalam laporan tersebut, para peretas telah mengambil alih akun milik mantan penasihat politik dan menggunakannya untuk menargetkan pejabat tersebut. Laporan juga tidak memberikan rincian lebih lanjut soal identitas target.
Seorang juru bicara Microsoft kemudian menolak untuk menyebutkan nama pejabat yang menjadi sasaran. Kementerian luar negeri Iran dan perwakilannya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca Juga
Pada Jumat (9/8) juru bicara Iran untuk PBB di New York juga menanggapi temuan Microsoft. Dia mengatakan bahwa Iran tidak memiliki rencana untuk melancarkan serangan siber.
“Pemilihan presiden AS adalah masalah internal di mana Iran tidak ikut campur,” pungkas misi Iran di PBB.
Sebagai catatan, Trump memiliki hubungan yang tegang dengan Iran kala menjabat. Dalam pemerintahan Trump, AS membunuh komandan militer Iran Qassem Soleimani pada 2020 dan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
"Orang Iran tahu bahwa Presiden Trump akan menghentikan pemerintahan teror mereka seperti yang dilakukannya dalam empat tahun pertamanya di Gedung Putih," tutur Cheung.
Trump juga selamat dari percobaan pembunuhan pada Juli 2024. Meskipun belum ada dugaan tersangka terkait dengan Iran, CNN melaporkan pada bulan lalu Negeri Paman Sam memiliki informasi intelijen soal rencana Iran terhadap Trump. Iran kemudian membantah tuduhan tersebut.
Menurut penilaian komunitas intelijen sebelumnya, pada akhir bulan lalu, pejabat intelijen senior menuturkan pada wartawan dalam pengarahan bahwa Iran dan Rusia mempertahankan preferensi presidensial yang sama seperti siklus sebelumnya, dengan agen Iran akan menghancurkan tiket Partai Republik dan Rusia berusaha untuk mencoreng Partai Demokrat.