Bisnis.com, JAKARTA - Iran terlihat mengibarkan bendera merah, sesaat setelah diumumkannya kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024).
Bendera tersebut dikibarkan di atas sebuah masjid besar di Kota Suci Qom. Ini menjadi yang keenam kalinya bendera merah tersebut dikibarkan dalam sejarah.
Terakhir kali bendera tersebut muncul pada malam sebelum serangan rudal dan drone Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada bulan April 2024.
Adapun dalam bendera tersebut dituliskan kalimat “Ya la-Tharat al-Hussein”, yang artinya “Hai para penuntut balas dendam Hussein", seperti dilansir dari Washington Examiner.
Pemimpin Iran Ayatollah Sayyid Ali Khamenei sebelumnya menjanjikan “hukuman berat” bagi Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas.
“Rezim kriminal dan teroris Zionis membunuh tamu tercinta kami di rumah kami dan membuat kami berduka,” kata Ayatollah Khamenei dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, seraya menambahkan bahwa rezim tersebut juga menyiapkan dasar untuk hukuman berat bagi dirinya sendiri, dikutip dari Kashmir Observer.
Baca Juga
Dirinya kemudian mengatakan bahwa tugas Iran adalah membalas pembunuhan Haniyeh, yang berada di ibu kota Iran saat pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
“Kami menganggap tugas kami untuk membalas darahnya dalam insiden pahit dan sulit yang terjadi di wilayah Republik Islam,” kata Khamenei.
Dirinya pun turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Haniyeh dan kelompok Palestina.
Iran saat ini telah mengumumkan bahwa negara masuk masa berkabung elama tiga hari untuk mengenang kepergian Haniyeh.
Upacara pemakaman akan diadakan di Iran pada hari Kamis, setelah itu jenazah Haniyeh akan dipindahkan ke Doha, Qatar, kata Hamas dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya.
Kemudian Haniyeh akan dimakamkan di ibu kota Qatar pada hari Jumat.