Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan kunjungan kerja ke Auckland, Selandia Baru untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Selandia Baru Winston Peters, pada Selasa (30/7/2024).
Dia menjelaskan bahwa terkait kerja sama bilateral dengan Selandia Baru, kedua Menlu membahas enam hal penting.
Pertama, dia mengungkap yaitu, people-to-people contact, yang merupakan elemen penting dalam hubungan bilateral Indonesia-Selandia Baru.
"Terkait ini, kedua negara baru saja memfinalisasi Amendment Protocol of the Education Arrangement yang sudah siap untuk ditandatangani, serta tengah membahas proposal kesepakatan Working Holiday Visa," katanya, dalam Press Briefing, pada Rabu (31/7/2024).
Kedua, Retno menegaskan bahwa kerja sama yang dibahas adalah dalam bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi.
Dia menjelaskan bahwa volume perdagangan kedua negara, trennya dalam 5 tahun terakhir meningkat lebih dari 13%. Namun, menurutnya kerja keras tetap perlu dilakukan mengingat terjadi penurunan perdagangan, pada tahun lalu.
Baca Juga
"Semua fasilitas perdagangan harus dipergunakan termasuk melalui RCEP, Sehingga kita dapat meningkatkan kembali angka perdagangan," ujarnya.
Selain itu, Indonesia juga menyambut penandatanganan pengaturan karantina, yang menurutnya diharapkan dapat memajukan perdagangan produk pertanian.
Sejalan dengan kerja sama di bidang hortikultura, Indonesia telah manfaatkan skema Regional Seasonal Employment (RSE).
Retno menjelaskan bahwa sejauh ini, Indonesia sudah mengirimkan kurang lebih 870 tenaga kerja musiman perkebunan ke Selandia Baru.
"Sebagai informasi teman-teman, kerja sama ini telah dimulai sejak tahun 2007, dan dalam pertemuan, saya menekankan harapan Indonesia agar angka tenaga kerja musiman asal Indonesia dapat ditingkatkan," ucapnya.
Selain itu, kedua negara juga telah memiliki sejumlah kerja sama di sektor halal dan akan menindaklanjuti kerja sama yang sifatnya G-to-G untuk mutual recognitions sertifikasi halal.
"Saya juga kembali mengundang Selandia Baru untuk meningkatkan investasinya di Indonesia termasuk di sektor energi, wisata, dan ketahanan pangan," ujarnya.
Kemudian, Indonesia juga mengapresiasi komitmen pendanaan 15,7 juta NZD atau setara Rp151 miliar, untuk kerja sama energi geothermal dalam skema Indonesia-Aotearoa New Zealand Geothermal Energy Programme/PINZ.
Ketiga, Menlu RI mengungkap yaitu dalam kerja sama pembangunan. Terkait kerja sama pembangunan, Retno mengatakan telah ditandatangani Statement of Partnership untuk tahun 2024-2026 antara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan New Zealand dan BAPPENAS, pada 17 Juli lalu.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mendorong kerja sama pembangunan yang lebih intensif dan selaras dengan rencana pembangunan nasional Indonesia.
Retno juga mengajak Selandia Baru untuk bekerja sama mengembangkan proyek triangular di kawasan Pasifik, termasuk memanfaatkan Pusat Pelatihan Pertanian Regional di Raki-Raki, Fiji yang dibangun oleh Indonesia, dan Pusat Pelatihan ini dapat dimanfaatkan juga bagi negara-negara lain di kawasan Pasifik.
Keempat adalah dalam kerja sama keamanan. Kedua Menlu membahas kerja sama keamanan kedua negara, termasuk penanganan kejahatan lintas batas, kontra-terorisme, keamanan siber dan maritim, serta mewujudkan dunia yang bebas senjata nuklir.
"Kami bertukar pikiran mengenai ancaman keamanan non tradisional antara lain berupa online scamming, judi online, perdagangan manusia, dan perdagangan obat-obatan," ucapnya.
Retno menjelaskan bahwa kedua negara juga telah memiliki mekanisme dialog pertahanan dan Indonesia akan menjadi tuan rumah Bilateral Defence Talk yang akan diselenggarakan di Jakarta pada September mendatang.
Kelima, adalah mengenai kerja sama untuk pemajuan HAM. Retno mengungkap bahwa kedua negara membahas hal ini, terutama melalui mekanisme Dewan HAM.
Dia menjelaskan bahwa Indonesia pada tahun ini memulai keanggotaan di Dewan HAM untuk periode 2024-2026.
Retno kembali menyampaikan apresiasi atas dukungan Selandia Baru bagi pencalonan Indonesia di Dewan HAM tahun lalu. Indonesia berhasil memperoleh dukungan 186 dari total 193 negara anggota PBB.
Keenam, kerja sama lingkungan. Indonesia dan Selandia Baru telah menjalin kerja sama di bidang energi geothermal melalui proyek Kamojang di Garut, Jawa Barat sejak tahun 1970an, jadi hampir 5 dekade lamanya.
Menurutnya, kerja sama bidang geothermal ini sangat penting artinya dalam mendukung upaya transisi energi Indonesia.
"Ke depan, diharapkan kerja sama Indonesia-Selandia Baru juga dapat mendukung upaya Indonesia untuk mencapai target emisi nol karbon sebelum 2060, serta berkolaborasi dalam mendorong upaya global mengatasi perubahan iklim," tambahnya.
Retno menyatakan bahwa rencananya akan ditandatangani MoU kerja sama di bidang energi terbarukan dan konservasi energi antara dua negara yang akan menjadi payung bagi kerja sama lingkungan kedua negara, pada September mendatang.