Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel-Hizbullah Memanas, AS Hingga Pejabat Beirut Was-was

Amerika Serikat (AS) berupaya mati-matian untuk mencegah peningkatan eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah ke  Ibu Kota Lebanon, Beirut.
Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah muncul di layar saat ia berbicara kepada para pendukungnya dalam upacara untuk menghormati pejuang yang tewas dalam eskalasi baru-baru ini dengan Israel, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon 3 November 2023. REUTERS/Mohamed Azakir
Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah muncul di layar saat ia berbicara kepada para pendukungnya dalam upacara untuk menghormati pejuang yang tewas dalam eskalasi baru-baru ini dengan Israel, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon 3 November 2023. REUTERS/Mohamed Azakir

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) berupaya mati-matian untuk mencegah peningkatan eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah ke Ibu Kota Lebanon, Beirut.

Menurut 5  pejabat Lebanon dan Iran, ditambah diplomat Timur Tengah dan Eropa, Israel berniat membalas serangan roket mematikan yang diluncurkan Hizbullah di Dataran Tinggi Golan. 

AS berupaya keras untuk mencegah perang besar-besaran antara Israel dan gerakan Hizbullah di Lebanon, setelah serangan di Golan yang diduduki Israel menewaskan 12 pemuda pada akhir pekan lalu. 

Israel dan AS menyalahkan Hizbullah atas serangan roket tersebut, meskipun kelompok itu membantah untuk bertanggung jawab.

Fokus diplomasi AS saat ini, dilakukan untuk mendesak agar serangan Israel tidak menargetkan Beirut yang berpenduduk padat, ke pinggiran selatan kota yang menjadi pusat kekuasaan Hizbullah, atau infrastruktur utama seperti bandara dan jembatan. 

Wakil Ketua Parlemen Lebanon, Elias Bou Saab, mengatakan dia telah menghubungi mediator AS Amos Hochstein sejak serangan di Golan, dan mengatakan bahwa Israel dapat menghindari ancaman eskalasi besar dengan menyelamatkan ibu kota dan sekitarnya.

"Jika mereka menghindari warga sipil dan menghindari Beirut serta daerah pinggirannya, maka serangan mereka dapat diperhitungkan dengan baik," katanya, dilansir Reuters, pada Selasa (30/7/2024). 

Pejabat Israel juga sudah mengatakan bahwa negara mereka menargetkan Hizbullah, tetapi tidak ingin menyeret kawasan itu ke dalam perang habis-habisan. 

Sementara itu, kedua diplomat Timur Tengah dan Eropa itu mengatakan Israel tidak membuat komitmen apapun untuk menghindari serangan terhadap Beirut, daerah pinggirannya, atau infrastruktur sipil.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak akan memberikan keterangan spesifik untuk langkah tersebut, meskipun saat ini pihaknya tengah mencari solusi untuk mengakhiri semua serangan lintas batas. 

"Dukungan kami terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tidak tergoyahkan terhadap semua ancaman yang didukung Iran, termasuk Hizbullah," kata seorang juru bicara AS. 

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa Israel memiliki hak penuh untuk menanggapi serangan di Golan, tetapi tidak ada yang menginginkan perang yang lebih luas. 

"Mengenai pembicaraan selama akhir pekan, tentu sudah membicarakannya dan kami membicarakannya di berbagai tingkatan, tetapi saya tidak akan merinci inti pembicaraan tersebut," ucapnya. 

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel tidak menanggapi permintaan komentar, sementara Hizbullah juga menolak berkomentar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper