Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Ancam Erdogan, Bisa Senasib dengan Saddam Hussein

Menteri Luar Negeri Israel, Katz, menyebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dapat bernasib sama dengan Saddam Hussein yang dieksekusi mati pada 2006.
Poster kampanye pemilihan Presiden Turki Tayyip Erdogan, setelah putaran pertama pemilihan presiden dan parlementer, di Istanbul, Turki 15 Mei 2023. REUTERS/Murad Sezer
Poster kampanye pemilihan Presiden Turki Tayyip Erdogan, setelah putaran pertama pemilihan presiden dan parlementer, di Istanbul, Turki 15 Mei 2023. REUTERS/Murad Sezer

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Israel, Katz, menyebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dapat bernasib sama dengan Saddam Hussein yang memerintah Irak pada 1979–2003 dan dieksekusi mati pada 2006.

Saddam Hussein merupakan mantan Perdana Menteri Irak yang dijatuhi hukuman mati lantaran dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan. 

"Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Biarkan saja dia mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir," tulis Katz di X, Senin (29/7/2024) menanggapi pernyataan Erdogan.

Presiden Turki itu sebelumnya mengatakan bahwa Turki dapat memasuki Israel, seperti yang dilakukan di Nagorno-Karabakh dan Libya. Menurut Erdogan, Turki harus sangat kuat untuk bisa melakukannya.

"Seperti halnya kita memasuki Karabakh dan Libya, kita akan melakukan hal yang sama kepada mereka [Israel]. Tidak ada yang mustahil. Kita harus kuat untuk mengambil langkah-langkah seperti itu," kata Erdogan, kepada saluran TV Halk.

Dilansir TASS, menurut saluran televisi tersebut, dengan cara ini pemimpin Turki itu menegaskan kembali kesiapannya untuk mendukung Palestina dengan cara apapun.

Adapun media lokal mengingatkan bahwa pada November 2023 parlemen Turki telah menyetujui perpanjangan satu tahun misi angkatan bersenjata negara itu di Azerbaijan dalam pusat pemantauan gabungan Rusia-Turki yang telah didirikan pada Januari 2021 untuk mengawasi penghentian permusuhan di zona konflik Karabakh. 

Selain itu, pada November 2023 juga, parlemen Turki memperpanjang mandat kontingen militer negara itu di Libya selama 24 bulan. 

Pasukan Turki telah tinggal di Libya sesuai dengan perjanjian kerja sama militer dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya.

Seperti diketahui, hubungan antara Israel dan Turki memburuk tajam setelah dimulainya konflik antara Hamas-Israel di Palestina, pada Oktober 2023. 

Kedua belah pihak berulang kali saling mengejek dan menuduh. Kementerian Luar Negeri Israel memanggil pulang diplomatnya dari Ankara pada akhir Oktober 2023. Sedangkan, Turki juga memanggil pulang duta besarnya dari Tel Aviv. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper