Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pro Kontra Wacana Pangkas 'Jatah' Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran

Wacana tentang pemangkasan alokasi anggaran untuk makan bergizi gratis menolak polemik.
Dany Saputra, Newswire
Dany Saputra & Newswire - Bisnis.com
Jumat, 19 Juli 2024 | 08:49
Ilustrasi program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran. Dok Freepik
Ilustrasi program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden terpilih Prabowo Subianto disebut berencana memangkas alokasi anggaran makan bergizi gratis menjadi Rp7.500-Rp9.000 per anak.

Pernyataan itu diungkapkan oleh Ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan dalam acara Market Outlook 2024. Ia mengaku telah diajak berdikusi untuk efisiensi anggaran hingga Rp71 triliun.

Penurunan angka tersebut dipertimbangkan agar pemberian makan siang gratis bisa merata ke semua anak di seluruh wilayah Indonesia.

Kemudian program makan siang gratis juga akan dilakukan secara bertahap, dengan anggaran yang sudah disediakan.

"Kemudian tugasnya Pak Presiden terpilih ke tim ekonomi ini adalah untuk memikirkan apakah biaya makanan per hari itu bisa enggak diturunin, lebih hemat dari Rp15.000 mungkin ke Rp9.000, ke Rp7.500 kira-kira begitu,” katanya dikutip dari Youtube Mandiri Investasi, Kamis (18/7/2024).

Reaksi Gibran

Sontak pernyataan Heriyanto memicu gelombang komentar dari berbagai pihak.

Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut bahwa sampai saat ini belum ada kepastian mengenai pemangkasan anggaran.

"Kata siapa, tunggu kepastiannya dulu," kata Gibran saat ditanya soal pemangkasan anggaran program makan bergizi di Solo, Kamis (18/7), dikutip dari Antara.

Karena belum pasti, Gibran meminta media massa untuk tidak memberitakan hal yang belum pasti. "Ditunggu dulu, jangan memberitakan hal-hal yang belum pasti," ucap Gibran.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa anggaran makan siang gratis senilai Rp15.000/porsi sudah ideal dan sudah diujicobakan di beberapa tempat.

"Termasuk Solo hari Senin ada uji coba makan siang gratis. Nanti saya ajak ya," kata Gibran.

Pihaknya pun sudah melibatkan banyak ahli gizi dan meminta adanya masukan dari orang tua murid, murid, maupun guru soal program tersebut.

"Kalau ada masukan monggo disampaikan ke kami. Nanti saya ajak uji coba ya," pungkasnya.

Anggaran dari Mana?

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga ikut buka suara terkait rencana pemangkasan anggaran makan bergizi gratis Rp15.000 per anak pada tahun depan.  

Airlangga menekankan bahwa alokasi secara total masih akan sesuai dengan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. 

“Enggak, dalam RAPBN masih sama, namun nanti implementasi punya fleksibilitas,” tutur Airlangga, Selasa (16/7/2024). 

Adapun Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II Thomas Djiwandono buka suara terkait isu pemangkasan anggaran makan bergizi gratis yang semula senilai Rp15.000 per anak, menjadi Rp7.500 per anak. 

Thomas, keponakan Prabowo yang baru dilantik menjadi Wamenkeu II ini, enggan menjawab pertanyaan terkait program prioritas presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming tersebut. 

Dirinya hanya menegaskan, bahwa program Prabowo akan diselaraskan dengan RAPBN dan berdasarkan tata kelola yang baik, akuntabel, pruden, disiplin, dan kredibel. 

“Semua hal yang menyangkut program presiden terpilih dan sebagainya akan selaras dengan prinsip-prinsip yang dijelaskan ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tadi,” tegasnya dalam konferensi pers, Kamis (18/7/2024). 

Dinilai Cukup Besar 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa anggaran Rp7.500 per porsi untuk makanan bergizi gratis, dinilai sudah sangat besar.

"Saya kira untuk daerah tertentu Rp7.500 sudah sangat besar itu," kata Muhadjir Effendy di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, kebijakan mengenai anggaran makan bergizi gratis yang turun menjadi Rp7.500 per porsi ini masih digodok.

"Jadi ini masih dalam proses pematangan. Tetapi insya Allah berapapun nilainya yang penting memenuhi standar, standar untuk kesehatan," katanya.

Dia mengatakan nominal tersebut tidak dapat disebut terlalu kecil untuk semua daerah, karena harga jual beli bahan makanan dan tingkat kemahalan di setiap daerah di Indonesia berbeda-beda.

"Untuk daerah tertentu, memang mungkin kecil, karena itu nanti pasti akan dilihat dari sisi tingkat kemahalan masing-masing daerah," katanya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra & Newswire
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper