Bisnis.com, JAKARTA — Manuver politik dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada awal pekan ini.
Kemarin, Selasa (25/6/2014), Presiden PKS Ahmad Syaikhu mendeklarasikan duet Anies Baswedan-Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) di Pilkada Jakarta 2024.
Hal itu ditegaskan Ahmad Syaikhu ketika membuka Sekolah Kepemimpinan Partai DPP PKS di Hotel Sahid, Jakarta Pusat.
"DPP Tingkat Pusat, DPTP PKS, pada rapat di Kamis [20/6/2024] telah memutuskan mengusung bapak Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur," ujar Syaikhu seperti yang disiarkan kanal YouTube PKSTV.
Padahal, dua hari sebelumnya atau pada Minggu (23/6/2024), Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) baru saja menyatakan akan mengusung Sohibul Iman sebagai bakal cagub di Pilgub Jakarta 2024.
Keputusan itu memang berbeda dari wacana sebelumnya yang terus digaungkan Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS DKI Jakarta yang merekomendasikan Anies Baswedan.
Baca Juga
Namun, belum finalnya keputusan PKS itu sudah diperkirakan sejumlah pihak. Sederet ketua umum partai, mulai dari Surya Paloh hingga Airlangga Hartarto telah memperkirakan hal itu.
Langkah PKS untuk kembali menggandeng Anies untuk dipasangkan dengan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman pun diyakini menjadi sinyal bahwa partai tersebut ingin mengamankan kursi bagi kadernya di Pilkada Jakarta 2024.
Selain itu, PKS tampak tak ingin keduluan partai lain, khususnya PDI Perjuangan (PDIP) yang juga mempertimbangkan Anies sebagai bakal cagub di Pilgub Jakarta 2024.
KEUNGGULAN PKS
Sebelum berbalik kepada Anies, PKS menegaskan bahwa partainya memiliki keunggulan untuk mengusung kadernya sendiri di Pilgub Jakarta 2024.
Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri menjelaskan, pihaknya merupakan partai politik peraih kursi terbanyak di DPRD Jakarta sesuai hasil Pileg 2024. Oleh sebab itu, PKS akan memperjuangkan kadernya sendiri untuk maju sebagai bakal cagub Jakarta 2024.
"Kandidat yang kami usung adalah Mohamad Sohibul Iman, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Majelis Syuro PKS," ujar Mabruri dalam keterangan tertulis, Minggu (23/6/2024).
Meski demikian, PKS kemudian berubah pikiran. Partai ini memutuskan mengusung Anies menjadi bakal cagub, sedangkan Sohibul digeser menjadi bakal cawagub.
Ahmad Syaikhu menjelaskan, pengurus pusat PKS memutuskan menerima rekomendasi DPTW PKS Jakarta untuk mengusung Anies sebagai bakal cagub. DPP pun berpendapat, Sohibul merupakan figur yang cocok menjadi pasangan Anies dalam memimpin Jakarta.
"Aspek-aspek yang menjadi pertimbangan utama adalah calon yang memang memiliki pengalaman kepemimpinan yang baik, rekam jejaknya terlihat baik, memiliki kredibilitas, dan kapasitas serta peluang menangnya besar," katanya.
Sementara itu, pakar komunikasi politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo menilai keputusan mengusung duet Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta 2024 itu mencerminkan bahwa PKS hendak mengamankan kursi cawagub bagi kadernya sendiri.
“Dengan mengusung Sohibul Iman, PKS berharap minimal mendapatkan [posisi] calon wakil gubernur kalau berpasangan dengan Anies,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (25/6/2024).
Menurutnya, keputusan itu turut dipengaruhi oleh pengalaman PKS pada Pilkada Jakarta 2017 silam. Kunto menilai bahwa PKS kala itu tak mendapatkan banyak keuntungan politik usai mengusung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bersama Partai Gerindra.
Hal tersebut dapat dilihat dari terpilihnya kader Gerindra, Ahmad Riza Patria, sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 2020–2022 untuk mengisi posisi Sandiaga yang mengundurkan diri karena maju dalam Pilpres 2019.
Riza berhasil menang atas kader PKS Nurmansjah Lubis dalam pemilihan yang dilakukan oleh anggota DPRD DKI Jakarta.
“Ini yang PKS enggak mau kejadian lagi sepertinya, sehingga mereka ngotot membawa nama Sohibul Iman. Ini sesuatu yang menarik secara politik, karena dinamikanya kemudian ada banyak alternatif koalisi,” sambungnya.
Dengan demikian, menurut Kunto, PKS saat ini memiliki posisi tawar yang lebih tinggi untuk mempengaruhi susunan koalisi partai politik ketimbang Pilkada Jakarta sebelumnya.
BELUM FINAL
Sama seperti saat menyatakan dukungan kepada Sohibul Iman sebagai cagub, deklarasi PKS untuk mengusung duet Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilgub Jakarta 2024 juga diyakini belum final.
Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga bahkan menilai keputusan PKS itu masih bisa dinegosiasikan.
Alasannya, tidak ada partai politik yang bisa mengusung calon sendiri dalam ajang Pilkada Jakarta 2024. Hal itu tercermin dari hasil Pemilu Legislatif atau Pileg 2024 yang menunjukkan tidak adanya partai politik yang meraih 20% dari total kursi di DPRD Jakarta.
Undang-Undang No. 10/2016 tentang Pilkada, Pasal 40 ayat (1), mengatur hanya partai politik atau gabungan partai politik dengan minimal 20% dari total kursi di DPRD yang bisa mencalonkan kepala daerah. Oleh sebab itu, lanjut Eriko, PKS harus mencari partai politik lain yang mau ikut usung Anies-Sohibul.
"PKS kalau saya tidak salah 18 [kursi di DPRD Jakarta], masih perlu 4 kursi lagi [agar capai 20% kursi di DPRD Jakarta]. Nah ini siapa? Apakah teman-teman media bisa menyampaikan, 'Oh satu partai lagi ini pasti.' Kan belum tentu, kan? Karena belum ada yang namanya keputusan final," ujar Eriko di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).
Dia mengingatkan, pendaftaran calon kepala daerah baru dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27–29 Agustus 2024. Oleh sebab itu, Eriko meyakini masih banyak dinamika politik yang terjadi termasuk perubahan duet bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa PDIP akan memperjuangkan agar kadernya maju dalam ajang Pilkada Jakarta 2024 baik menjadi calon gubernur ataupun calon wakil gubernur. Meski demikian, sambungnya, PDIP masih harus mencapai kesepakatan dengan partai politik lain terlebih dahulu karena tidak bisa mengusung calon sendiri.
"Ibu Ketua Umum [Megawati Soekarnoputri] nanti yang memutuskan. Nah tentunya kita harus bekerja sama tadi saya sudah ingatkan, nah nanti dengan partai mana inilah yang sekarang sebentar lagi kami akan komunikasikan dalam tingkat DPP," jelas Eriko.
Sebelumnya, Eriko menyebutkan pihaknya punya sejumlah nama kandidat bakal calon gubernur Jakarta 2024 seperti mantan Panglima TNI sekaligus kader PDIP Andika Perkasa, Sekretaris Kabinet sekaligus kader PDIP Pramono Anung, Menteri Sosial sekaligus kader PDIP Tri Rismaharini, Menpan-RB sekaligus kader PDIP Azwar Anas.
Selain itu, PDIP mempertimbangkan nama tiga mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan.
Nama terakhir ini pula yang akhirnya menjadi pilihan PKS untuk ditandemkan dengan kader seniornya, Sohibul Iman.