Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Kewalahan Lawan Cuaca Panas Ekstrem, 1,4 Miliar Penduduk Terancam

Pemerintah India bertarung melindungi 1,4 miliar penduduknya dari cuaca panas ekstrem yang berbahaya. Namun, upaya ini seringkali tak berjalan maksimal.
Ilustrasi gelombang panas atau heatwave. Dok BMKG
Ilustrasi gelombang panas atau heatwave. Dok BMKG

Penduduk Terancam

Ia melanjutkan, suhu panas ekstrem memiliki dampak yang sangat besar pada penduduk miskin, yang sering mengalami kekurangan gizi, tidak memiliki akses terhadap air minum bersih, dan harus bekerja di luar ruangan.

Di tempat lain di kota ini, para penjual teh berpanas-panasan dengan oven berbahan bakar batu bara yang mendidih, para pekerja konstruksi bekerja keras di bawah terik matahari tengah hari, dan para pemilih yang menghadiri rapat umum untuk pemilihan umum nasional yang sedang berlangsung menyampirkan saputangan di wajah mereka untuk menjaga suhu tubuh mereka agar tetap sejuk.

Pemerintah negara bagian Kolkata pada bulan April menyarankan beberapa sekolah untuk meliburkan diri selama liburan musim panas untuk menghindari cuaca panas.

Sejak tahun 2013, berbagai negara bagian, distrik dan kota diperkirakan telah menyusun lebih dari 100 rencana untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengurangi dampak dari suhu ekstrem.

Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah menetapkan pedoman pada 2016 untuk mempercepat adopsi kebijakan-kebijakan ini. Pada pertemuan Januari 2024 lalu, Otoritas Manajemen Bencana Nasional telah berjanji untuk melakukan lebih banyak hal untuk memperkuat kesiapsiagaan.

Tidak adanya perencanaan seperti itu di Kolkata juga berarti kegagalan untuk mengintervensi tren yang membuat kota ini menjadi lebih rentan.

Hampir sepertiga dari tutupan hijau kota ini telah hilang selama satu dekade hingga tahun 2021, menurut survei pemerintah India. Kota-kota lain termasuk Mumbai dan Bangalore juga mengalami masalah serupa.

Saira Shah Halim, seorang kandidat parlemen di wilayah pemilihan Kolkata Dakshin mengatakan hal ini diperparah dengan penurunan cadangan air setempat dan ledakan konstruksi yang menghasilkan efek pulau panas perkotaan.

"Apa yang kita lihat hari ini adalah hasil dari kehancuran ini," katanya.

Walikota Hakim membantah gagasan bahwa persiapan Kolkata terlambat, dengan alasan bahwa cuaca ekstrem baru-baru ini telah membingungkan pemerintah setempat.

"Gelombang panas seperti ini merupakan hal baru bagi kami, kami tidak terbiasa dengan hal ini. Kami terkunci dengan pemilihan umum saat ini. Setelah pemilu selesai, kami akan duduk bersama para ahli untuk menyusun rencana aksi untuk mengatasi panas," ungkapnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper