Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Tuding Ekonomi India-Jepang Melemah karena Anti Imigran

Pernyataan Presiden AS Joe Biden yang memojokkan India dan Jepang terkait 'xenophobia' langsung direspon.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pidato di Julian Dixon Library in Culver City, California, AS pada Rabu (21/2/2024) dengan latar bertuliskan Cancelling Student Debt atau pengampunan pinjaman mahasiswa yang merupakan program pemerintah AS. - Bloomberg/Eric Thayer
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pidato di Julian Dixon Library in Culver City, California, AS pada Rabu (21/2/2024) dengan latar bertuliskan Cancelling Student Debt atau pengampunan pinjaman mahasiswa yang merupakan program pemerintah AS. - Bloomberg/Eric Thayer

Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Amerika Serikat (AS) menuding Jepang dan India sebagai negara 'xenofobia' yang tidak menyambut imigran, sehingga pertumbuhan ekonomi negara tersebut masih lemah, seperti China. 

Dikutip dari Reuters, Sabtu (4/5/2024) Biden mengungkap pernyataan tersebut awal pekan ini sembari berpendapat bahwa migrasi membuat ekonomi AS menjadi lebih baik. 

"Salah satu alasan mengapa ekonomi kita tumbuh adalah karena Anda dan banyak lainnya. Mengapa? Karena kami menyambut imigran," kata Biden pada acara penggalangan dana dalam Kampanye Pemilu 2024. 

Pernyataan tersebut diungkapkan Biden 3 minggu setelah Gedung Putih menjamu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk kunjungan resmi yang mewah. Pihaknya juga menyambut Perdana Menteri India Narenda Modi untuk kunjungan kenegaraan musim panas lalu.

Untuk diketahui, Jepang adalah sekutu AS yang kritis. Sementara, India merupakan salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, sekaligus mitra penting di Indo-Pasifik. 

Atas pernyataan Biden itu, Menteri luar negeri India Subrahmanyam Jaishankar menolak mengomentasi komentar Joe Biden terkait tudingan 'xenophobia' yang membuat pertumbuhan ekonomi negara di Asia Selatan itu tertatih-tatih. 

Jaishankar mengatakan pada acara rooundtable yang diselenggarakan oleh surat kabar pada hari Jumat lalu bahwa ekonomi India tidak goyah dan secara historis, negara nya terbuka untuk seluruh masyarakat. 

"Itulah mengapa kami memiliki CAA [Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan], yang akan membuka pintu bagi orang-orang yang berada dalam masalah ... Saya pikir kita harus terbuka untuk orang-orang yang memiliki kebutuhan untuk datang ke India, yang memiliki klaim untuk datang ke India," kata Jaishankar. 

Adapun, dia mengacu pada undang-undang terbaru yang memungkinkan imigran yang telah melarikan diri dari penganiayaan dari negara-negara tetangga untuk menjadi warga negara.

Sebagai informasi, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bulan lalu bahwa pertumbuhan di tiga ekonomi terbesar Asia akan melambat pada tahun 2024 dari tahun sebelumnya.

Sementara, IMF memperkirakan bahwa ekonomi AS akan tumbuh 2,7%, sedikit lebih cepat dari tingkat 2,5% tahun lalu. Banyak ekonom mengaitkan perkiraan optimistis itu dengan migran yang memperluas angkatan kerja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper