Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Tetap Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan menyatakan kekecewaan terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang mengancam akan berhentikan pengiriman senjata ke Israel.
Ini adalah reaksi pertama seorang pejabat Israel terhadap pernyataan Joe Biden, bahwa Yerusalem harus memilih antara senjata AS atau serangan penuh di Rafah.
“Tentu saja tekanan apapun terhadap Israel ditafsirkan oleh musuh-musuh kita sebagai sesuatu yang memberi mereka harapan. Ada banyak orang Yahudi Amerika yang memilih presiden dan Partai Demokrat, dan sekarang mereka ragu-ragu," katanya.
Sementara itu, tokoh Demokrat pro-Israel John Fetterman dari Pennsylvania, juga mengkritik Biden karena mengancam akan menghentikan transfer persenjataan ofensif ke Israel jika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan ke Rafah.
“Sangat tidak setuju dan sangat mengecewakan,” katanya, dilansir Times of Israel, pada Kamis (9/5/2024).
Selain itu, perwakilan Ritchie Torres dari New York yang juga anggota Kongres AS mengatakan bahwa dia mencurigai Biden menjadi kaki tangan dari sayap kiri.
Baca Juga
“Sepertinya politik pada tahun pemilu yang mendorongnya. Itu kesan saya. Saya ingin presiden melakukan tindakan yang benar terhadap Israel dan menyadari bahwa kelompok paling kiri tidak mewakili negara lainnya," ucapnya.
Torres juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa pesan dari pemerintah itu mempermalukan kredibilitas.
Seperti diketahui, Joe Biden mengatakan pemerintahannya tidak akan mendukung Israel atau memberikan senjata ofensif, jika negara itu terus melancarkan serangan terhadap Hamas di wilayah berpenduduk, Rafah.
“Saya sudah menjelaskan kepada kabinet perang. Mereka tidak akan mendapatkan dukungan kami jika mereka pergi [ke] pusat-pusat populasi ini,” kata Biden dalam sebuah wawancara.