Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MKMK Putuskan Guntur Hamzah Tak Langgar Etik Hakim Konstitusi

MKMK memutuskan bahwa hakim Guntur Hamzah tidak melanggar etik hakim konstitusi karena menjadi Ketua APHTN-HAN.
Ketua MKMK I Dewa Gede Palguna (tengah) didampingi Anggota MKMK Ridwan Mansyur dan Yuliandri dalam Sidang Pengucapan Putusan etik di Gedung II MK, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024). /Bisnis-Reyhan Fernanda Fajarihza
Ketua MKMK I Dewa Gede Palguna (tengah) didampingi Anggota MKMK Ridwan Mansyur dan Yuliandri dalam Sidang Pengucapan Putusan etik di Gedung II MK, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024). /Bisnis-Reyhan Fernanda Fajarihza

Bisnis.com, JAKARTA – Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) memutuskan bahwa hakim Guntur Hamzah tidak melanggar kode etik hakim konstitusi karena menjadi Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara/Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN).

Ketua MKMK I Dewa Gede Palguna membacakan putusan perkara No. 06/MKMK/L/04/2024 dan 07/MKMK/L/04/2024 tersebut dalam Sidang Pengucapan Putusan yang berlangsung pada hari ini.

“Dalam provisi, menolak provisi Pelapor. Dalam pokok laporan, satu, Hakim Terlapor tidak terbukti melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik dan Perilaku Hakim Konstitusi sepanjang terkait kedudukannya sebagai Ketua Umum APHTN-HAN dan pengaruh yang mungkin ditimbulkannya dalam penyelesaian perkara PHPU Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024,” katanya saat membacakan amar putusan di Ruang Sidang Panel Gedung II MK, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024) sore.

Selain itu, Guntur juga tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik terkait dengan argumentasi hukum pada dissenting opinion pada Putusan No. 29-51- 55/PUU-XXI/2023 yang digunakan sebagai dasar pertimbangan hukum dalam Putusan Nomor 90/PUU-XXI/2023.

Dalam pertimbangannya, MKMK menyebut keberadaan Guntur sebagai bagian dari APHTN-HAN bukanlah merupakan pelanggaran terhadap Sapta Karsa Hutama, khususnya Prinsip Kepantasan dan Kesopanan.

Majelis Kehormatan juga menemukan fakta bahwa Guntur telah nonaktif sebagai Ketua Umum APHTN-HAN Masa Bakti 2021-2025.

Selain itu, dalil pelapor yang memohon kepada MKMK agar Guntur tidak dilibatkan dalam mengadili perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) dianggap tidak beralasan, sebagaimana dengan dissenting opinion pada putusan No. 29-51-55/PUU-XXI/2023 yang menjadi dasar pertimbangan hukum dalam putusan No. 90/PUU-XXI/2023.

Sebelumnya, Guntur dilaporkan ke MKMK oleh Forum Mahasiswa Peduli Konstitusi (FORMASI) serta Gerakan Aktivis Konstitusi selaku pelapor. Dia dianggap melanggar kode etik karena menjabat sebagai Ketua APHTN-HAN.

Dalam laporannya, Mohammad Taufik selaku kuasa hukum dari FORMASI berargumen bahwa hal tersebut membuka peluang adanya komunikasi antara pengurus/anggota APHTN-HAN dengan Guntur, dalam hal sebagai saksi atau ahli suatu perkara yang disidangkan di MK.

Atas laporan itu, MKMK telah mendengarkan keterangan dari tiga saksi, yakni Ahmad Siboy, Ibnu Samwidodo, dan Basuki Kurniawan dalam sidang tertutup pada Selasa (23/4/2024) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper